BOYS FROM COUNTY HELL
Sutradara: Chris Baugh
Irlandia / UK (2020)
Review oleh Tremor
Novel Dracula (1897) karya Bram Stoker telah meninggalkan banyak pengaruh pada sinema horror, dari mulai film adaptasi pertama Dracula yang berjudul Dracula’s Death (1921) dari Hungaria, Nosferatu: A Symphony of Horror (1922) dari Jerman, semua film Dracula rilisan Hammer Films dari Inggris, Bram Stocker’s Dracula (1992) yang dibuat oleh Francis Ford Coppola, hingga film horror komedi modern What We Do in the Shadows (2014) dari New Zealand. Karakter vampir dalam novel Stoker sendiri adalah seorang bangsawan Romania, dan sebagian besar ceritanya berlatarkan di Eropa Timur. Banyak pakar literatur percaya kalau Stoker terinspirasi oleh sosok tiran Romania di abad 14-an yang bernama Vlad the Impaler, yang juga dikenal dengan nama Vlad Dracula. Namun ada sebuah legenda yang sebenarnya berasal dari tanah kelahiran Bram Stoker, yaitu Irlandia, yang dipercaya oleh sebagian orang sebagai inspirasi lain bagi Stoker dalam menciptakan karakter Dracula. Boys from County Hell yang ditulis sekaligus disutradarai oleh sutradara Chris Braugh, adalah sebuah usaha untuk mengangkat asal-usul inspirasi alternatif Dracula tersebut dengan cara yang sederhana, unik, menyenangkan, penuh humor ala Irlandia, dan banyak darah mengalir. Dalam film ini Chris Baugh berhasil menciptakan sesuatu yang baru dan segar berdasarkan kisah yang sudah banyak dikenal orang.
Berlatar di sebuah dusun terpencil bernama Six Mile Hill dimana semua penduduknya saling mengenal, kisah dalam Boys From County Hell berangkat dari legenda lokal Six Mile Hill tentang sosok vampir yang bernama Abhartach. Sebagian orang percaya bahwa sosok Vampir ini merupakan inspirasi utama bagi penulis Bram Stoker untuk menulis novel Dracula. Di sebuah lahan kosong di Six Mile Hill, terdapat sebuah situs yang menjadi daya tarik bagi wisatawan dari seluruh dunia. Situs tersebut berupa tumpukan batu tua dengan tengkorak kambing berwarna hitam di atasnya, yang menurut legenda adalah tempat dimana vampir Abhartach dikuburkan. Namun pada dasarnya, Abhartach tidak pernah mati. Menurut legenda, ratusan tahun yang lalu seorang penduduk desa berhasil melemahkan Abhartach, menguburnya di dalam tanah, dan menumpuk batu-batu besar di atasnya untuk menahan tubuh Abhartach agar tetap di bawah tanah. Sebenarnya tidak satupun penduduk dusun yang benar-benar percaya pada kebenaran legenda itu. Namun mereka menjaga “makam” batu tersebut karena pariwisata mendatangkan keuntungan bagi mereka. Kemudian kita diperkenalkan dengan sepasang sahabat Eugene dan William, beserta pacar William yang bernama Claire. Ayah Eugene yang bernama Francie adalah seorang kontraktor lokal, dan ia mencoba mengarahkan Eugene untuk meneruskan bisnisnya suatu hari nanti. Sementara itu ayah William yang bernama George adalah seorang pengurus pemakaman. Lalu ada seorang prankster dan pemabuk bernama S.P. yang juga merupakan teman dari Eugene dan William.
Suatu malam William terbunuh dalam sebuah kecelakaan di dekat tumpukan batu makam Abhartach, dan tanpa disadari oleh para penduduk, tanah makam Abhartach seakan menghisap darah William. Tampaknya Abhartach bukan sekedar legenda lokal belaka. Abhartach yang selama ratusan tahun tertidur tak berdaya di bawah tumpukan batu rupanya hanya membutuhkan sedikit darah segar untuk terbangun. Namun mahluk ini belum cukup kuat untuk benar-benar bangkit keluar dari makamnya, karena tumpukan batu masih menahannya. Masalah mulai muncul saat Francie mendapat pekerjaan dari pemerintah setempat untuk mempersiapkan pembangunan jalan tol yang akan melewati padang rumput tempat makam Abhartach berada. Walaupun banyak penduduk desa tidak sepakat dengan proyek ini, Francie tetap melakukan pekerjaannya dan mempekerjakan Eugene, Claire, dan S.P. Makam batu Abhartach yang merupakan satu-satunya daya tarik bagi turis untuk mengunjungi dusun tersebut mau tidak mau harus dirobohkan. Tak butuh waktu lama hingga kita tahu bahwa ide tersebut merupakan ide buruk. Saat makam Abhartach dirobohkan, dimulailah kisah horror komedi seputar iblis penghisap darah yang bangkit dari tidurnya. Eugene dan kelompoknya harus segera menghentikan vampir purba ini sebelum ia menghisap darah seluruh penduduk desa.
Banyak film atau serial TV soal mitologi vampir mencoba untuk mengembangkan ciri khas dan “peraturan” vampirnya sendiri. Contohnya, film Near Dark (1987) memberi gambaran bahwa kita bisa menyelamatkan seseorang agar tidak berubah menjadi vampir setelah digigit dengan transfusi darah. Film Blade II (2002) juga memiliki jenis vampir yang unik, karena penghisap darah dalam film itu tidak menggunakan gigitan untuk menghisap darah, melainkan lewat semacam organ pengisap yang menjijikkan pada lidahnya. Sementara itu dalam serial Buffy, hampir setiap vampirnya mendadak menguasai martial art. Boys From County Hell juga mengembangkan sosok vampirnya sendiri dengan karakteristik unik yang sangat berbeda dari kebanyakan cerita vampir pada umumnya. Ciri khas karakter vampir paling umum yang biasa kita dengar adalah, ia akan mati kalau terkena sinar matahari, atau kalau jantungnya ditusuk. Ia juga bisa mengubah manusia biasa menjadi vampir lewat gigitan pada leher. Namun semua itu sama sekali tidak berlaku pada Abhartach dalam Boys From County Hell. Pada dasarnya, Abhartach tidak bisa mati. Ia hanya bisa dilemahkan. Abhartach juga tidak perlu menggigit korbannya untuk menghisap darah, karena darah akan mengalir secara spontan keluar dari tubuh siapapun yang berada di dekatnya, seakan dihisap oleh Abhartach dari kejauhan. Otomatis, Abhartach juga tidak mengubah korbannya menjadi vampir.
Dalam segi penampilan, karakter Abhartach juga berbeda jauh dengan sosok Count Dracula dalam novel Stoker yang memiliki persona memikat dan anggun. Vampir versi Braugh ini justru terlihat seperti nenek moyang Nosferatu dalam kondisi setengah membusuk dan menyeramkan. Sutradara Braugh memang tidak terburu-buru memunculkan sosok Abhartach dalam Boys From County Hell. Vampir purba ini baru benar-benar muncul di babak akhir film, dan ia lebih banyak berkeliaran sebagai siluet dalam bayangan malam. Namun saat Abhartach akhirnya benar-benar muncul di layar, kita bisa melihat dengan jelas kalau Abhartach jauh lebih mirip binatang buas dibandingkan manusia.
Semua hal yang sangat Irlandia ada dalam film ini, dari mulai fist fighting saat mabuk, pub culture, hingga aksen Irish yang sangat kuat. Mungkin itu juga yang membuat film-film komedi horor dari tanah Irlandia dan Britania Raya selalu menawarkan sesuatu yang berbeda, karena mereka memang memiliki kultur dan selera humornya sendiri. Saya pribadi cukup menikmati film ini. Boys From County Hell memang bukanlah sebuah film yang sempurna, brilian dan fenomenal, tetapi tetap merupakan tontonan yang sangat menghibur dan layak ditonton oleh setiap penggemar cerita vampir.
Untuk berdiskusi lebih lanjut soal film ini, silahkan kontak Tremor di email: makanmayat138@gmail.com