VOIDCEREMONY ‘Entropic Reflections Continuum: Dimensional Unravel’ Album Review
20 Buck Spin. June 26th, 2020
Progressive death metal
20 Buck Spin semenjak tahun 2018 lalu telah bertansformasi dari sebuah label yang getol mencetak album doom/sludge/stoner dari band underrated macam SAMOTHRACE, BLACK BONED ANGEL, dan GRAVES AT SEA, menjadi major powerhouse kebangkitan death metal bersama label-label seperti Dark Descent, Sepulchral Voice, Transcending Obscurity, Everlasting Spew dll. Namun tahun kemaren rilisan 20 Buck Spin bisa dibilang rada kurang gereget, mayoritas album yang mereka gelontorkan dari awal hingga akhir tahun kebanyakan rada biasa aja gak sebanding dengan hype-nya, dan album yang menarik disimak nya baru mulai nongol ketika 2020 sudah mau kelar. VOIDCEREMONY merupakan salah satu band yang digembar-gemborkan bakal merilis debut album mereka bersama 20 Buck Spin tahun lalu, apalagi kwartet asal California ini sebenarnya bukan muka baru, semenjak di formasikan oleh Garrett Johnson dan Jon Reider tahun 2013, VOIDCEREMONY sudah sempat mencetak tiga buah mini-album yang progresi dari tiap-tiap EP nya bikin para pengikut mereka mewanti-wanti wujud full-length/LP nantinya, apalagi ada kabar kalo band ini merekrut kembali drummer ASCENDED DEAD sekaligus penggebuk kulit additional INCANTATION Charles Koryn, berikut bassist veteran Damon Good (STARGAZER, MOURNFUL CONGREGATION, CAULDRON BLACK RAM). yang turut serta merekam betotan fretless menohoknya lalu direkrut jadi full-time member. Jadi ekspektasi pada debut album VOIDCEREMONY sudah luar biasa tak terbendung, baik di forum-forum bawah tanah, section Pre-Order Bandcamp, grup shitpost hingga channel-channel discord para pemuja metal garis keras.
Dalam album yang berjudul lumayan panjang ‘Entropic Reflections Continuum: Dimensional Unravel’, VOIDCEREMONY layaknya Freiza sudah menampilkan evolusi Final Form sinting nya saat ini, Berawal dari proyek INCANTATION worshipper dalam debut EP-nya. Style musik mereka telah berubah perlahan-lahan ke wilayah progressive death metal, memadukan tekstur OSDM jahat MORBID ANGEL, ATROCITY, IMMOLATION dengan aransemen kompeks penuh lika-liku model DEATH, CYNIC, ATHEIST, dan tentunya STARGAZER. Tapi VOIDCEREMONY tak hanya puas jadi just another proggy death metal band yang sudah banyak berserakan dalam scene. Garrett Johnson, Jon Reider, Charles Koryn, dan Damon Good juga mencoba melebarkan cakupan formula diluar death metal entah itu lewat kocokan technical-thrash hingga tone gitar ala VEKTOR, sampai tremollo riffing penuh aroma black metal Skandinavia. Banyaknya influence dan inspirasi membuat VOIDCEREMONY tak pernah kehabisan ide walaupun struktur lagu yang mereka bawakan sangat ogah menggunakan repetisi, tiap beberapa detik sekali grup ini pasti mememerkan variasi riff, melodi dan pattern yang segar, sayangnya vokal Garrett Johnson kurang bisa mengimbangi kegilaan instrumentasi dibelakangnya dan cenderung datar dengan pembawaan death growl yang sama aja dari lagu pertama hingga akhir. Big Boss Subterranean Watchtower Studios Damian Herring turut terlibat dalam proses mixing/mastering ‘Entropic Reflections Continuum: Dimensional Unravel’ jadi tak perlu di pertanyakan lagi kualitas produksi album ini yang sudah pasti terdengar sangat warm dan organik, dengan letupan snare dan toms yang bisa menghangatkan keheningan malam seperti dalam album-album sang engineer bersama HORRENDOUS atau mini-album ‘Interdimensional Extinction’ nya BLOOD INCANTATION.
Dengan line-up allstar yang berpartisipasi kayak Avengers, tentunya banyak yang menyangka kalau album ini bakalan jadi the modern death metal classics seperti ‘Starspawn’, ‘Idol’, dan ‘Manor of Infinite Forms’, tapi tidak semudah itu, meskipun semua komponen sudah sakti mandraguna, VOIDCEREMONY masih terjebak oleh cardinal sin para pengusung progressive rock/metal, yaitu terlalu keasikan bermain dalam dunianya sendiri, kadang lagu-lagu dalam album ini terasa hanya seperti sesi nge-jam yang direkam begitu saja, karena arah lagu nya gak jelas mau kemana dan minim momen-momen yang biasa menarik pendengar untuk menyimak lebih dalam, kalau tidak ada cabikan bass fretless dari Damien Good ditambah beberapa momen brilian seperti pola riffing/melodi nya Ihsahn EMPEROR dalam “Abandoned Reality”, momen meloblack semacam SATYRICON plus DISSECTION pada menit awal-akhir “Empty, Grand Majesty (Cyclical Descent of Causality)”, dan mini drum solo di akhir “Sacrosanct Delusions”, sudah pasti ‘Entropic Reflections Continuum: Dimensional Unravel’ bakalan lewat begitu saja ketika didengarkan tanpa ada yang berbekas di ingatan alias masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Memang butuh skill luar biasa untuk bisa memainkan materi sedeng macam “Binded to Unusual Existence”, namun hal tersebut mubazir kalo terdengar hambar dan souless, entah benang merah nya mau ditarik kemana, layaknya labirin yang semua jalur nya cuma muter-muter ditempat. Hal tersebut membuat album ini meskipun hanya berdurasi 32 menit terasa lebih lama dari semestinya. Akan tetapi kalau mengesampingkan segala hype dan problem, ‘Entropic Reflections Continuum: Dimensional Unravel’ masih cukup worthed-it lah untuk sebuah debut, lihat saja apakah VOIDCEREMONY bisa kembali berubah jadi Frieza Final Form (100% Full Power) atau bahkan Golden Frieza pada album berikutnya, apalagi setelah bergabungnya Philippe Allaire-Tougas (CHTHE’ILIST) yang baru saja menggantikan Jon Reider. (Peanhead)
7.8 out of 10