SLEEP TOKEN ‘Take Me Back To Eden’ ALBUM REVIEW
Spinefarm Records. 19th May 2023
Alternative metal
Tahun lalu ogut gak nyangka SLEEP TOKEN bisa tiba-tiba meledak begitu gede namanya, berkat efek popularitas single “The Summoning” di TikTok, akibatnya lagu-lagu lain dari grup bertopeng asal London ini langsung trending dimana-mana, padahal SLEEP TOKEN bukan band baru, karena sejak tahun 2016 mereka udah menelurkan dua buah EP ditambah dua album penuh (‘Sundowning’ dan ‘This Place Will Become Your Tomb’). Memang sejak mini-album kedua SLEEP TOKEN udah jadi media daring berbagai publikasi dari menstrim hingga sidestream, tapi segmen pasar mereka sebelum dadakan ngehits 2023 kemarin paling mentok di scene Britania Raya atau pendengar djent/metalcore, kasusnya gak kayak GHOST, yang emang udah lumayan ngetop sebelum “Mary on a Cross” dari ‘Seven Inches of Satanic Panic’ (2019) viral di Tiktok tahun 2022 dan masih seliweran sampe sekarang. “The Summoning” sendiri masih mengandalkan ramuan racuan yang udah dipatenin Vessel dan II sejak album pertama, jadi fans lama gak perlu khawatir kalo ‘Take Me Back To Eden’ bakal sells out karena dari segi musik emang masih sebelas dua belas, cuma entah kenapa di album ketiga agak sedikit lebih thirsty aja dari LP sebelumnya.
‘Take Me Back To Eden’ punya dua lagu pertama yang cukup kuat, “Chokehold” dijamin catchy parah dan bikin terngiang-ngiang dikepala, begitu pula “The Summoning”, hanya saja lagu tersebut bagian breakdown-nya terlalu generic dan transisi ke bagian funky twist-nya sedikit abrupt. Lanjut ke nomor berikutnya “Granite” terdengar seperti versi ethereal JODECI, tapi part saat distorsi mulai masuk termasuk rada maksa dan lagi-lagi transisinya kurang, lalu ada “Aqua Regia”, yang hands down merupakan track terfavorit saya dari album ini, vibe-nya dijamin dapet banget lurd, dan kombinasi antara R&B kontemporer, jazz, hingga hip hop-nya emang bener-bener dapet, ditambah lagi pas piano solo nongol langsung bikin nyengir, belum lagi kord dan melodi vokal bagian bridge yang aduhai. Setelah dua lagu selow, SLEEP TOKEN untuk lagu kelima melontarkan “Vore”, yang punya aransemen stereotipikal band-band djent-core/alternative metal, lengkap dengan chorus yang kok bikin saya jadi teringat BREAKING BENJAMIN (entah kenapa).
Sayangnya SLEEP TOKEN terlalu overindulgent merangkai tracklist final ‘Take Me Back To Eden’, pasalnya dengan total durasi 63 menit, album ini kelewat bloated parah, banyak filler yang sebenernya bisa dipotong terus jadiin EP sendiri atau side-b saja, hal ini tentu membuat rilisan ini cukup front-laoded dan bagian pertengahanya dipenuhi filler medioker, karena “Ascensionism” kurang greget, hingga “Are You Really Okay?” dan “”DYWTYLM” yang klise para, hanya “The Apparition” yang menurut saya masih layak, walau scara kualitas gak sepadan dengan lima lagu awal. ‘Take Me Back to Eden’ akhirnya diselamatkan tiga lagu terakhir, pertama lewat “Rain” yang agak cheesy namun hibrida-nya lumayan oke, dan title track yang dengan fantastis mengabungkan pop, alt-metal, metalcore, hingga djent, menjadikan durasi delapan menit mengalir begitu saja, dan sebagai penutup, SLEEP TOKEN mengusung “Euclid”, yang menjadi fan service dari band ini kepada pendengar yang udah ngikutin sejak ‘Sundowning’, karena bisa dibilang trek tersebut merupakan sequel “The Night Does Not Belong to God”. Meskipun kelewat kepanjangan durasinya, tapi diluar empat lagu yang ogut noted diatas semuanya dijamin ngena, namun secara overall ‘Take Me Back to Eden’ belum sepadan dengan album debut dan ‘This Place Will Become Your Tomb’, yang penting dengerinnya dengan open-minded aja, jangan langsung nge-judge, “wah band TikTok ini”, padahal SLEEP TOKEN udah eksis sebelum aplkasinya nongol di app store/apple store. (Peanhead)
7.4 out of 10