SANGUISUGABOGG ‘Hideous Aftermath’ ALBUM REVIEW
Century Media. October 10th, 2025
Death metal

SANGUISUGABOGG dulu sempat jadi darah baru death metal yang paling gua pantengin, berkat demo tahun 2019 yang impresif dan debut fenomenal, ‘Tortured Whole’. Sayangnya, album kedua band asal Columbus, Ohio, Amerika Serikat ini tak berhasil menggaet minat gua buat menyimak lebih dalam, efek dari materi yang bisa dibilang agak hambar dan kurang berhasil nempel di otak kalau dibandingkan dengan album pertama. Selain itu sound gebukan snare ala tong sampah super renyah yang dulu bikin gua makin kepincut dengan ‘Tortured Whole’ malah di-toned down, belum lagi baik dari sisi produksi hingga gambar sampulnya bikin agak males, yang akhirnya bikin gua nyerah dengerin setelah beberapa kali putaran, karena emang gak berhasil nemu enaknya dimana. Grup ini senasib dengan FROZEN SOUL, yang rilisan keduanya menjadi bukti bahwa sindrom sophomore slump memang nyata, dan tentunya bakalan dibutuhkan upaya ekstra untuk dapat menarik kembali pendengar yang udah terlanjur kabur dan berpaling. Dua tahun pasca ‘Homicidal Ecstasy’, SANGUISUGABOGG akhirnya nongol lagi dengan single, “Abhorrent Contraception”, yang menggelegar dan brutal, dan kembali lagi merebut minat gua terhadap grup ini.

Kalau dilihat dari artwork dan judul lagu-lagunya secara sekilas, album terbaru SANGUISUGABOGG yang berjudul ‘Hideous Aftermath’ ini terlihat lebih gelap dan serius. Memang masih ada beberapa nomor yang judul dan liriknya diluar nalar, kadang menjurus parodi saking absurd-nya, tapi menurut gue album ketiga ini adalah album pertama band ini yang benar-benar proper death metal, tanpa ada kesan main-main (mungkin momen pendewasaan). Produksi album ini juga gila parah; trio maut Kurt Ballou (produser), Zach Weeks (recordings), dan Mike Kalajian (mastering) berhasil menciptakan sound metal kematian yang nonjok dan intens banget, bikin gue akhirnya bisa benar-benar moved-on dari ‘Tortured Whole’. Dengan dukungan produksi mantap poll, materi dalam ‘Hideous Aftermath’ jadi semakin maksimal daya gedornya, dan tak seperti UNDEATH dan GATECREEPER yang malah makin melodic semakin kesini, SANGUISUGABOGG justru makin galak, dengan pengaruh MORBID ANGEL hingga IMMOLATION merayap pekat. Tengok saja dua agresi pembuka, “Rotted Entanglement” dan “Felony Abuse of a Corpse”, yang brutal parah, dan saat mereka menurunkan kecepatan untuk nge-slam pun atau mainin stomp riff, efeknya terasa seperti selangkangan kena tendang Anderson Silva.
Meskipun eksplorasinya gak jauh dari situ-situ aja, SANGUISUGABOGG mampu meracik komposisi sangat beragam dari segi struktur lagu hingga groove yang tak berkutat disitu-situ saja. Selain itu turut dihadirkan pula berbagai tamu undangan mulai dari Josh Welshman (DEFEATED SANITY), Todd Jones (NAILS), Travis Ryan (CATTLE DECAPITATION), hingga Dylan Walker (FULL OF HELL), walaupun kontribusinya kadang kurang signifikan, malah pas pertama kali denger gak nyadar kalo ada guest vocal. Dalam “Repulsive Demise”, grup ini juga mencoba sedikit keluar dari zona nyaman dengan lewat aransemen bernuansa industrial metal, meski eksekusinya masih belum sepenuhnya ngena, tapi lumayan lah buat memberi napas sejenak agar tidak terus-terusan diberedel nomor-nomor death metal sadis nan brutal. Dengan durasi hampir 50 menit, SANGUISUGABOGG dengan sangat sukses berhasil menjaga atensi saya dari awal hingga akhir, karena dari lagu pertama hingga lagu terakhir, “Paid In Flesh”, mereka tetap konsisten dalam menghadirkan brutalitas tanpa kompromi, (hanya “Erotic Beheading” saja yang sedikit terasa lost in the sauce). Jujur, gua gak nyangka SANGUISUGABOGG mampu menghasilkan salah satu album death metal paling enjoyable di tahun 2025. Dibilang masterpiece sih masih jauh banget, tapi yang penting, ‘Hideous Aftermath’ mampu mengobati kekecewaan gua terhadap ‘Homicidal Ecstasy’. (Peanhead)
9.0 out of 10