fbpx

ALBUM REVIEW: QUICKSAND – DISTANT POPULATIONS

QUICKSAND ‘DISTANT POPULATIONS’ Album Review

Epitaph Records. August 13, 2021

Alternative metal/Post-Hardcore

Sempat gua kira hanya reunian sebentar terus bubar lagi pasca merilis Interiors (2017), QUICKSAND tahun ini kembali lagi dengan album terbaru mereka ‘Distant Populations’ via Epitaph Records, Masih dengan format trio, tanpa gitaris original Tom Capone, dan tetap diproduseri Will Yip, perilisan album keempat QUICKSAND tahun ini sebenarnya agak tak terduga, mengingat kesibukan Sergio Vega bersama DEFTONES yang baru merilis album baru tahun lalu, dan saat ini sedang sibuk menyelsaikan tour. Walaupun sempat melemparkan single “Inversion” pada awal tahun, berita kedatangan ‘Distant Populations’ baru diumumkan terpaut dua bulan saja dari tanggal perilisan. Saya sendiri sebenarnya baru kenal QUICKSAND pada tahun 2005 dulu (saat grup ini belum comeback), lewat video game True Crime: New York City, yang soundtrack nya banyak menampilkan banyak pentolan hardcore disegani macam BAD BRAINS, HATEBREED, SICK OF IT ALL, BIOHAZARD, MURPHY’S LAW, MADBALL, VISION OF DISORDER, dan tentunya QUICKSAND dengan lagu “East 3rd St.” dari full-length terakhir mereka saat itu “Manic Compression” (1995), album yang memantapkan posisi band ini sebagai salah satu band alternative metal paling berpengaruh bersama HELMET, JANE’S ADDICTION, ONLY LIVING WITNESS, dan LIFE OF AGONY, dan sampai saat ini masih jadi album terfavorit saya dari formasi klasik QUICKSAND.

Memang masa produktif QUICKSAND hanya 5 tahun saja dari awal hingga pertengahan 1990’an, namun tak bisa dipungkiri, pengaruh mereka untuk perkembangan aliran alternative metal sekaligus post-hardcore sangatlah penting, dari DEFTONES, CAVE IN, TORCHE, THURSDAY hingga banyak pengusung hardcore dan alternative metal kekinian, semuanya berhutang budi pada band asal New York ini. Kalau dibandingkan dengan album sebelumnya, ‘Distant Populations’ jadi terdengar rada disjointed, hal tersebut mungkin karena proses penulisan dan rekaman album ini tidak memakan waktu selama ‘Interior’, alias digodok dalam waktu yang lebih singkat. Meskipun terjadi penurunan dari segi kualitas songwriting, ditambah punya durasi lebih pendek, dan kadang terdengar seperti kumpulan b-sides doang, ‘Distant Populations’ tetap highly enjoyable, lagu pertama “Inversion” merupakan lagu paling mewakili sound khas QUICKSAND, lalu diteruskan oleh “Lightning Field” yang punya vibe power pop lumayan terasa, dan makin syahdu karena dipandu oleh pembawaan vokal Walter Schreifels yang dreamy. Single kedua “Colossus” mengundang Stephen Brodsky (CAVE IN, MUTOID MAN, OLD MAN GLOOM), yang saat ini telah direkrut oleh QUICKSAND, sebagai touring guitarist, sayangnya tiga lagu berikutnya “Brushed”, “Katakana”, dan “Missile Command” kurang begitu memorable, terus kayak ngacak sequence nya dalam tracklist.

‘Distant Populations’ untungnya terselamatkan oleh “Phase 90”, nomor space rock ballad yang menjadi lagu terbaik album bersama “Lightning Field”, “The Philosopher”, dan “Rodan”. 32 menit saya rasa adalah durasi yang terlalu singkat, dua lagu terakhir “EMDR” dan “Rodan” kayak jadi lagu pemanasan, tanpa ada pay off nya, karena albumnya udah keburu kelar begitu saja. Tentunya ‘Distant Populations’ sudah pasti gak mungkin lah menyamai intensitas ‘Slip’ dan ‘Manic Compression’, karena umur personilnya aja udah pada kepala lima semua, tapi dibandingkan dengan ‘Interior’ pun, ‘Distant Populations’ berasa lebih lemes gimana gitu, pulis kurang kohesif secara overall, namun setidaknya album ini masih sangat variatif, menampilkan quintessential sound QUICKSAND dengan sedikit sentuhan modern, alhasi; ‘Distant Populations’ terdengar masih sangat relevan, tak terjebak kejayaan masa lalu kayak band-band reunian lain. ‘Distant Populations’ sayangnya belum bisa menyamai standard tinggi album sebelumnya, tetapi masih lumayan oke lah buat mengisi waktu luang daripada bengong gak jelas sambil makan makaroni telor, (Peanhead)

7.0 out of 10