fbpx

ALBUM REVIEW: NOTHING – THE GREAT DISMAL

NOTHING ‘The Great Dismal’ Album Review

Relapse Records. 30 Oktober 2020

Alternative rock

Hampir tiga tahun lalu NOTHING merilis album ketiga mereka yang berjudul ‘Dance on the Blacktop’, album yang sampai saat ini pun, rada sulit buat saya pribadi untuk mencerna hampir 80% materi dalam rilisan tersebut, mungkin karena komposisi dalam ‘Dance on the Blacktop’ kurang straightforward  tak seperti ‘Guilty of Everything’ dan ‘Tired of Tomorrow’ dan bisa juga karena saya sendiri kurang sreg gaya produksi John Agnello (SCREAMING TREES, SONIC YOUTH, DINOSAUR JR) dalam album itu yang kelewat padat dan kering, kurang klop dengan karakter musik yang di geber Domenic Palermo dkk, hal tersebut mungkin salah satu faktor kenapa NOTHING memutuskan untuk mengundang kembali Will Yip (TURNOVER, PIANOS BECOME THE TEETH MEWITHOUTYOU, LA DISPUTE dll) untuk menjadi produser album terbaru mereka, karena ia dulu sempat turut membantu proses rekaman ‘Tired of Tomorrow’, yang masih di anggap sebagai album terbaik NOTHING. Karena sulit menyimak album sebelumnya, saya termasuk agak biasa-biasa aja, tak terlalu berharap banyak, malah cenderung males-malesan memberi kesempatan pada ‘The Great Dismal’, meskipun album nya sendiri sudah terbit sejak Oktober tahun lalu, dan iklan/promo nya sering berseliweran di depan layar. Sampai akhirnya video klip “April Ha Ha” tiba-tiba dimunculkan oleh sistem autoplay Youtube kelar nonton single terbaru ‘Dream Weapon” dari GENGHIS TRON, yang memang sudah saya nanti-nanti comeback nya.

Lagu “A Fabricated Life” menjadi lagu pembuka paling minimalis dalam diskografi NOTHING, tak sepert “Hymn To The Pillory” (‘Guilty of Everything’), “Fever Queen” (‘Tired of Tomorrow’), dan “Zero Day” (‘Dance on The Blacktop) yang meletup-letup, “A Fabricated Life” justru lebih mirip materi dreamy dari SPRITIRUALIZED bahkan sedikit post-rock-ish not unlike MONO dan SIGUR ROS. Baru pada “Say Less”, NOTHING kembali pada habitat shoegaze nya, meskipun lagu tersebut penempatan pada tracklist sedikit kurang tepat, saya rasa “April Ha Ha” bakalan lebih nonjok jadi trek kedua, karena aransemen nya lebih eksplosif, sangat kontras dengan lagu pertama, lagu tersebut juga terasa lebih heavier dibandingkan mayoritas materi NOTHING terdahulu, meskipun sepanjang karir mereka NOTHING sudah banyak terpengaruh seattle sound dan spektrum lebih cadas rock alternatif 90’an, tapi dalam ‘The Great Dismal’ sisi gelap dan keras grup ini semakin ketara, pengaruh THE SMASHING PUMKINS era ‘Gish’ dan ‘Siamese  Dream’ ataupun band alternative metal macam HUM dan FAILURE, memang sudah ada dari dulu seperti dalam lagu “Curse Of The Sun” atau “B&E” misalnya, tetapi ‘The Great Dismal’ lebih banyak memasukan lagu-lagu heavy kalau dibandingkan tiga predecessor nya, selain “April Ha Ha” masih ada “Famine Asylum”, “Just a Story”, dan “Ask The Rust”, bahkan “Blue Mecca” yang bertempo lambat terdengar jelas punya cita rasa DEFTONES, hanya kurang ngajak featuring Chino Moreno aja biar lebih maknyus mungkin, “Blue Mecca” bisa-bisa salah disangka lagu dari DEFTONES misalkan masuk playlist random di spotify.

Namun tenang ‘The Great Dismal’ masih jauh dari istilah one-dimensional, walaupun mood nya memang cenderung monokromatik, album ini masih lumayan beragam, tengok saja “In Blueberry Memories”, lalu lagu rada-rada WEEZER era ‘Blue Album’ yaitu “Catch a Fade”, dan “Bernie Sanders” yang judul nya gak ada kaitan dengar lirik tentang nyasar di Tokyo (entah kenapa lead gitar nya di pre-chorus/chorus jadi bikin déjà vu ke bagian woo hoo BLUR “Songs 2”). Kedatangan dua personil baru dari grup hardcore CLOAKROOM (Doyle Martin) dan JESUS PEACE (Aaron Heard) berhasil memberikan suntikan energi baru pada NOTHING, gebukan drummer Kyle Kimball juga semakin to the point, hal tersebut di dukung dengan hasil produksi dari Will Yip, yang berhasil mengemulasi winning formula dari album ‘Tired of Tomorrow’ yang terasa sangat warm dan punchier. ‘The Great Dismal’ sendiri merupakan album penuh paling konsisten dalam katalog NOTHING, bahkan ‘Tired of Tomorrow’ sendiri mulai lagu ketujuh jelas banget penurunan kualitas songwriting nya, meskipun secara overall ‘The Great Dismal’ belum bisa mengalahkan keampuhan enam serangan beruntun “Fever Queen”, “The Dead Are Dumb”, “Vertigo Flowers”, “A.C.D. (Abcessive Compulsive Disorder)”, “Nineteen Ninety Heaven”, dan “Curse of the Sun” dalam album kedua, karya terbaru Domenic Palermo, Kyle Kimball bersama Aaron Heard dan Doyle Martin merupakan salah satu rilisan terbaik tahun 2020, bahkan sudah menggeser ‘Guilty of Everything’ sebagai album terbaik nomor dua NOTHING. (Peanhead)

9.0 out of 10