NE OBLIVISCARIS ‘EXUL’ ALBUM REVIEW
Season of Mist. March 24th, 2023
Extreme progressive metal
Setelah lebih dari lima tahun lamanya gak ngeluarin album, NE OBLIVISCARIS, akhirnya merilis album baru mereka tahun ini, tidak seperti ‘Citadel’ dan ‘Urn’ yang dirilis berjarak kurang lebih dua-tiga tahun saja, dimana proses penggarapan dan rekaman selau digas pas tur kelar, proses kreatif album keempat NE OBLIVISCARIS terbilang cukup melelahkan menurut sang vokalis Tim Charles, seharusnya proses rekaman sudah dikelarin pada awal 2020, namun karena pandemi, proses rekaman yang semestinya dilakukan barengan, jadinya harus dikerjakan di sembilan studio di empat negara berbeda, sebelum akhirnya beres pada Juli 2022, setelah delay dua tahun lamanya. NE OBLIVISCARIS sepertinya mencoba memanfaatkan waktu tak sebentar tersebut untuk menggodok lebih dalam materi terbaru mereka, karena album yang bertajuk ‘Exul’ ini menampilkan kumpulan track paling fokus, beragam, sekaligus padat karya yang pernah di lepaskan band ini semenjak debut ‘Portal of I’. ‘Exul’ dibuka dengan nomor yang benar-benar kuat, “Equus”, lagu pertama sekaligus lagu terpanjang dari album ini, menampilkan NE OBLIVISCARIS at it’s best, komposisi epic dengan alur narasi yang gampang disimak dan build up menuju klimaks yang eksplosif, bisa bikin bulu kuduk berdiri pas dengerin.
Trek selanjutnya “Misericorde” yang dipecah menjadi dua babak juga tak kalah epik, part pertama “As the Flesh Falls” puny cukup banyak twist and turn, termasuk bagian jazzy yang sedikit unexpected, sedangkan part kedua “Anatomy of Quiescence”, yang mayoritas instrumental, punya transisi dari bab pertama ke bab kedua yang melankolis dan menusuk hati, sayangnya kalo menurut saya lebih bagus kalo seandainya lagu ini full instrumental aja bagian keduanya, karena menit-menit terakhirnya kurang kena. Sayangnya lagu keempat, “Suspyre”, sampai saat ini saya belum bisa nangkep sama sekali, udah dikasih kesempatan dengan mendengarkannya puluhan kali, entah kenapa lagu tersebut gak punya momen yang nempel sama sekali, yang membuat durasi 10-menit terdengar sangat membosankan. Untungnya lagu terakhir (tanpa menghitung outro “Anhedonia”), yaitu “Graal”, berhasil menyelamatkan dan mengakhiri ‘Exul’ dengan high note, karena Tim Charles, Xen, Matt Klavins, Benjamin Baret, Martino Garattoni, dan Martino Garattoni berhasil merangkum semua trademark NE OBLIVISCARIS kedalam satu lagu super compact berdurasi hampir 9 menit, dan saya rasa track ini bersama nomor pembuka “Equus” pantas masuk sepuluh besar karya terbaik yang pernah ditulis NE OBLIVISCARIS.
Meskipun direkam di 9 tempat berbeda entah kenapa, hasil produksi ‘Exul’ justru lebih dapet dari album-album sebelumnya, hasil mixing-nya memanjakan telinga, tone gitarnya ultra krispy, gebukan drum dan betotan bass-nya aduhai ,dengan separasi antar instrument yang benar-benar near flawless, mungkin karena gak terpatok shift studio cuma sebulan-dua bulan, jadi memberikan waktu lebih para personil buat mendapatkan setting-an terbaik mereka, ditambah sound engineer Mark Lewis udah beberapa tahun terakhir lagi on point banget. NE OBLIVISCARIS tentunya punya selalu punya pekerjaan sangat besar tiap merilis album baru, pasalnya album pertama mereka ‘Portal of I’ udah dianggap masterpiece oleh banyak orang, alhasil baik ‘Citadel’, ‘Urn’, dan tentunya ‘Exul’ selalu dibanding-bandingkan dengan album tersebut, namun setelah percobaan ketiga, akhirnya NE OBLIVISCARIS setidaknya telah menghasilkan album yang hanya beberapa level dibawah debut album mereka, hanya “Suspyre” yang mencoreng album ini, tapi secara overall ‘Exul’ sudah sangat memorable dan enjoyable, lebih enteng dicerna tanpa harus menghilangkan karakter khas band ini. (Peanhead)
9.1 out of 10
https://www.youtube.com/watch?v=Xw7OTrbQy54