MY DYING BRIDE ‘The Ghost of Orion’
Nuclear Blast Records. March 6, 2020
Doom metal/Gothic metal
MY DYING BRIDE kalau dibandingkan dengan dua pionir aliran death/doom dan gothic metal jebolan Peaceville Records (atau biasa disebut “Peaceville Three”) lainya memang sedikit kalah kalau dilihat dari segi popularitas, hal tersebut mungkin karena disebabkan MY DYING BRIDE keras kepala tetap berada di jalur doom metal disaat PARADISE LOST sempat banting setir pindah ke major label lalu berubah jadi mengusung electronic rock/synthpop (‘One Second’, ‘Host’, dan ‘Believe In Nothing’) dan ANATHEMA yang semenjak album ‘Judgement’ (1999) jadi pindah haluan ke progressive rock/atmospheric rock. Satu-satu nya album agak melenceng dari doom metal dari MY DYING BRIDE adalah ‘34.788%…Complete’ (1998), sebuah album avant-garde metal dengan elemen electronica dan ambient, yang menjadikan karya tersebut sering dianggap sebelah mata oleh para penggemar nya sendiri. ‘For Lies I Sire’ (2009) menjadi album pertama menggunakan biola semenjak ‘Like Gods of the Sun’, berhasil menjadi momen kembalinya sound klasik gothic doom metal MY DYING BRIDE, dua album setelahnya Aaron Stainthorpe, Andrew Craighan dkk berhasil menghasilkan dua full-length terbaik mereka semenjak ‘The Angel and the Dark River’ (1995), namun tragedi menerpa frontman Aaron Stainthorpe, putri berumur 5 tahun nya terdiagnosa kanker, yang mengharuskan MY DYING BRIDE vakum selama dua tahun.
‘The Ghost of Orion’ menjadi album pertama MY DYING BRIDE bersama Nuclear Blast Records, setelah puluhan tahun berada dibawah naungan Peaceville Records, proses penulisan dan penggarapan album ini dilaksanakan pada masa-masa sulit, di saat pertarungan anak Aaron Stainthorpe bertarung (dan berhasil) melawan penyakit kanker, menjadikan emosi yang terkandung dalam lirik dan melodi vokal ‘The Ghost of Orion’ terasa lebih personal dan nyata. Selain itu dalam album terbarunya MY DYING BRIDE mencoba sedikit memodifikasi pendekatan songwriting mereka, yang biasanya agak malas menggunakan struktur lagu tradisional kali ini semua lagu di tulis lebih simple strukturnya, hal tersebut langsung terdengar pada lagu pertama sekaligus lead single “Your Broken Shore”, salah satu lagu terbaik yang pernah di ciptakan band ini, karena di dukung chorus powerful sekaligus memorable dan menjadi lagu MY DYING BRIDE paling mudah dicerna bagi pedengar awam yang bukan fans doom metal yang bertempo lambat dan depresif, formulasi tersebut juga di terapkan pada lagu-lagu selanjutnya, “To Outlive the Gods” dengan chorus gak kalah catchy dan lagu paling emosional dalam album ini “Tired of Tears”, lagu yang di tulis dalam momen-momen paling gelap kehidupan Aaron Stainthorpe, ketika ia hampir kehilangan anaknya. Lindy Fay Hella vokalis grup nordic folk/dark folk WARDRUNA, menjadi tamu dalam “The Solace” sebuah lagu dark ambient ala ‘Evinta’ yang menjadi pemberi ruang bernafas sebelum bagian kedua yang berisikan dua lagu masif, tak kalah penuh keputusasaan tapu masih memberikan secerca cahaya di akhir lorong, “The Long Black Island” dan “The Old Earth”.
Namun bagi mereka yang berharap pada kelanjutan sound dalam ‘A Map of All Our Failure’ (2012) dan ‘Feel The Misery’ mesti sedikit berkecil hati karena ‘The Ghost of Orion’ telah menghilangkan struktur lagu kompleks/dinamis, elemen death metal frontal hingga produksi raw dan organik. Karena MY DYING BRIDE kali ini mencoba menulis materi yang meskipun masih tetap nge-doom, berat dan depresif menggunakan approach berbeda dari sebelumnya, mulai dari lagu-lagu lebih aaccessible karena lebih simple song structure nya hingga produksi yang lebih clean dan modern dari produser Mark Mynett, punya karakter yang tak jauh berbeda dengan grup doom metal kekinian macam PALLBEARER, KHEMMIS dan SWALLOW THE SUN. Faktor yang menjadikan ‘The Ghost of Orion’ masih belum bisa melampaui album-album klasik mereka adalah dua lagu terakhir “The Long Black Land” dan “The Old Earth” yang kepanjangan tapi minim dinamika, memang MY DYING BRIDE sudah dari dulu demen menulis lagu-lagu berdurasi panjang, namun kedua lagu tersebut khususnya pada bangian tengah terdengar terlalu monoton karena terlalu banyak pengulangan yang sebenarnya bisa di cut, belum lagi interlude antara dua lagu tersebut yang terdengar tak perlu sama sekali dan justru malah merusak flow album, untung nya permainan drummer baru Jeff Singer dan vokal penuh karakter dan penjiawaan Aaron Stainthorpe berhasil menyelamatkan kedua lagu tersebut, karena jelas gitaris Andrew Craighan rada keteteran menulis dua bagian gitar sekaligus setelah ditinggal Calvin Robertshaw. ‘The Ghost of Orion’ meskipun solid memang masih terasa seperti album transisional bagi mereka, namun sejelek-jeleknya rilisan dari MY DYING BRIDE, ‘The Ghost of Orion’ masih menjadi salah satu album doom metal terbaik di pasaran saat ini. (Peanhead)
8.0 out of 10