ALBUM REVIEW: KILLSWITCH ENGAGE – ATONEMENT

KILLSWITCH ENGAGE ‘Atonement’
Metal Blade Records/Columbia/Sony. August 16, 2019
Metalcore

Masih ingat betul saya momen pertama kali mendengarkan KILLSWITCH ENGAGE di pemutar kaset kepunyaan sepupu, taun segitu sebenernya udah kenal dengan yang namanya musik “metal“ melalui maraknya grup nu metal/rap rock yang seliweran di MTV, seperti KORN, SLIPKNOT, LIMP BIZKIT, DEFTONES, hingga yang paling digandrungi anak muda kala itu LINKIN PARK, ternyata walau sudah terlebih dahulu sedikit mencicipi yang namanya musik “cadas” melalu grup musik diatas, tetap tidak berhasil mempersiapkan telinga saya ketika groove pertama ‘My Last Serenade’ menghantam, yang
sontak membuat saya terlontar dari tempat duduk, tapi tak butuh lama sampai akhirnya saya bisa menyantap ‘Alive or Just Breathing’ secara penuh setelah minta di burning ke kepingan CDR sama sepupu bersama dua album ful length band metalcore asal Jerman, yaitu dua album pertama HEAVEN SHALL BURN dan juga ‘Vent’ dari CALIBAN. Momen pemberian CD-R burning-an tersebut akhirnya jadi penentu terjerumusnya saya dalam jurang extreme metal. KILLSWITCH ENGAGE sendiri walau setelah ‘Alive or Just Breathing’ ditinggal Jesse Leach yang mengidap depresi, tetap sukses Bersama penggantinya Howard Jones jadi salah satu pentolan dari pergerakan New Wave of American Heavy metal, menjadi satu dari beberapa saja band yang sukses menembus Billboard To 10, bermodal diskografi yang konsisten dan tentunya lagu ikonik ‘The End Of Heartache’, ‘Rose of Sharyn’, ‘My Curse’ dan lagu yang sempat jadi entrance theme CM Punk selama lima tahun, ‘This Fire Burns’.

‘Atonement’ merupakan album pertama KILLSWITCH ENGAGE bersama Metal Blade Records, setelah hengkang dari Roadrunner Records, records label yang membesarkan mereka selama hampir dua dekade. Kalau di teliti secara kualitas sebenarnya grup asal Westfield, Massachusetts ini belum pernah mencetak album yang bisa dimasukan dalam kategori jelek, tapi materi-materi yang dilepaskan semenjak As Daylight Dies (2006) yaitu Self-titled II (2009) dan dua album pasca kembalinya Jesse Leach, ‘Disarm the Descent’ (2013) lalu terakhir ‘Incarnate’ (2016) terdengar biasa-biasa aja dan banyak bilang
kalau KILLSWITCH ENGAGE sudah mulai kehabisan ide, saya sendiri merasa side project antara Adam Dutkiewicz dan Jesse, TIMES OF GRACE jauh lebih memikat dengan komposisi yang lebih luas, memasukan berbagai element mulai dari post-rock, shoegaze, ampe country dengan pembawaan yang lebih melodramatis dan penuh pesan positif.

Photo by Chris Molina

Dalam ‘Atonement’ band ini sepertinya mencoba mengatasi masalah yang menghantui tiga album terakhir mereka, alhasil dalam durasi yang tak sampai empat puluh menit, lagu-lagu yang disajikan lebih beragam walau dalam konteks yang tak jauh-jauh dari karakter melodic metal yang sudah jadi trademark KILLSWITCH ENGAGE, layaknya dari thrash metal dalam kolaborasi bersama Chuck Billy (TESTAMENT) di lagu ‘The Crownless King’ dan tentunya duet maut dengan sang eks-vokalis Howard Jones dalam track yang juga maut ‘This Signal Fire’, southern metal (‘Know Your Enemy’) dan lagu-lagu melodius uplifting (Us Against The World & Take Control) yang saya curiga diambil dari lagu-lagu album follow up ‘Hymn of the Broken Man’. Jesse Leach juga memasukan beberapa lagu yang membahas masalah mental health contoh nya ‘I Am Broken Too’, yang memang telah ia hadapi dari dulu dan berhasil menulisnya dengan bahasa yang relatable, range vokal yang ia tampilkan juga lebih luas,
menggunakan beberapa teknik olah vokal yang baru sepertinya, mengingat sebelum rekaman ia harus menjalani vocal surgery.
Apabila dilihat melalui kacamata nostalgia, album kedelapan KILLSWITCH ENGAGE ini merupakan sebuah kumpulan lagu yang sangat memuaskan, mereka terdengar reinvigorating menyuarakan lagu-lagu perjuangan melawan penindasan dan pesan solidaritas. Semua hal yang menjadikan KILLSWITCH ENGAGE band panutan para pendengar dan juniornya pada era kejayaan metalcore di pertengahan tahun 2000’an lengkap tersedia dalam ‘Atonement’, tapi bagi yang berharap dengan breakdown yang bisa bikin leher kram harus patah hati, karena untuk sebuah album metalcore, Adam Dutkiewicz sangat pelit sepertinya ngasih part tersebut, paling kalo ditotal gak sampe lima menit. Kedua gitaris Adam dan Joel Stroetzel lebih banyak menyajikan riff, lick sampe guitar solo thrashy melodeath yang gurih as f***. Apabila dilihat dari konteks sekarang pun ditengah makin beragam dan luasnya khazanah musik heavy metal/extreme metal khususnya ditengah gempuran grup metal nyeleneh yang out of the box atau old school revivalist yang makin beringas dan juga disaat fanbase mereka banyak yang sudah hijrah ke aliran yang lebih berat. ‘Atonement’ terdengar masih relevan, memang belum bisa keluar dari formulasi yang terkadang kerasa banget seragamnya dengan materi-materi lama, tapi dengan tracklist yang lebih seimbang antara lagu heavy dan lagu melodic, dibantu juga dengan materi yang lebih variatif dan flow album yang pas, membuat ‘Atonement’ sangat enjoyable diputar berulang kali. (Peanhead)
8.3 out of 10