JIMIJAZZ ‘Konversikan Dunia Hitam Putih Semesta’ ALBUM REVIEW
Blackandje Records. November 30th, 2023
Crossover thrash
Akibat super-padatnya rilisan-rilisan baru menjelang tahun 2023 kelar, akhirnya ogut lumayan banyak kelewatan album/ep baru yang dilepaskan sepanjang November – Desember tahun kemarin, salah satunya adalah LP teranyar dari JIMIJAZZ, band crossover thrash besutan Jimi Multhazam, yang juga merupakan pentolan tiga band berpengaruh di scene musik lokal, THE UPSTAIRS, MORFEM, dan tentunya BEQUIET. Full-length bertajuk ‘Konversikan Dunia Hitam Putih Semesta’ (Blackandje Records), yang dimuntahkan kurang lebih lima tahun pasca mini-album/EP ‘Kebisingan Pancaroba Yang Merongrong’ ini menampilkan wujud JIMIJAZZ yang sudah bertransformasi, apabila pada karya sebelumnya Jimi dibantu oleh Petir berserta kawan-kawan dari HONG!, kali ini formasi grup ini diperkuat oleh Hendra Zamzami (EDANE), Mika Tobing, (THE RANG-RANGS), Arya Blood (DEAD VERTICAL), dimana kalo dilirik dari line-up terbarunya aja, udah keliatan kalo ‘Konversikan Dunia Hitam Putih Semesta’ bakal lebih galak, dengan durasi total dua belas lagu yang tentunya bakal bikin lebih kenyang dan puas, mengingat EP lalu hanya punya runtime 7 menit-an saja.
Selain tujuh nomor baru, JIMIJAZZ turut pula memboyong lima buah track dari ‘Kebisingan Pancaroba Yang Merongrong’ EP kemaren , yang tentunya sudah dikemas ulang dengan kualitas rekaman lebih nendang. Karena mengusung hibrida antara hardcore punk dan thrash metal, JIMIJAZZ jadi punya banyak ruang gerak untuk bereksplorasi, gak melulu ngebut ugal-ugalan saja layaknya “Dentum Pancaroba Kian Menggila”, “Gordanmosh”, “Mimpimu Kandas Dijegal Mafia”, dan “Laksanakan!” yang nge-thrash tanpa rambu, lagu kedua “Xerografi Semesta” dan trek kedelapan “Johnny Prokem” misalnya, punya nuansa punk rock anthemik yang sangat kental, Adapula dua lagu yang rada nyerempet heavy metal, “Lepas Dari Bingkai Mereka” dan “Kav Menistakan Kvlt” yang cukup catchy dan turut pula dibumbui dengan solo gitar liar dari Hendra Zamzami, dimana penampilannya dalam album ini banyak mengingatkan saya pada pola lead guitar ikonik band-band hard rock/heavy metal era 80’an yang nge-shred abiss, Dari segi lirik JIMIJAZZ banyak membahas pengalaman hidup, realita di negara konoha, hingga keresahan sang penulis, lagu-lagu seperti “Lebak Bulus 93”, “Xerografi Semesta”, ““Gordanmosh”, dan “Ada Petrus Semalam” saya rasa bisa bikin pendengar yang sempat merasakan hidup di era tersebut jadi bernostalgia. Ditengah gempuran band-band heavy hardcore alias hartkor karate yang saat ini tengah menjamur dikalangan anak muda hinggak TikTok, kedatangan ‘Konversikan Dunia Hitam Putih Semesta’ mampu menjadi penyegaran sekaligus sebuah kilas balik ke sound hibrida metal dan hardcore pre DEADGUY, INTEGRITY, dan RINGWORM, dan dengan durasih kurang lebih dua pulu menitan, saya jamin dengerin sendirian pun bisa bikin kalian kelojotan. (Peanhead)