HEAVEN SHALL BURN ‘Of Truth and Sacrifice’ Album Review
Century Media Records. March 20th 2020
Melodic death metal
Apabila SLIPKNOT jadi band pertama yang memantik minat saya pada musik metal pas jaman masih bocah dulu, tapi KILLSWITCH ENGAGE, CALIBAN, dan HEAVEN SHALL BURN lah yang akhirnya menjerumuskan saya pada musik extreme metal, ‘Alive or Just Breathing’, ‘Vent’, dan ‘Whatever It May Take’ membawa saya masuk kedalam rabbit hole musik extreme metal yang tak terlalu terjamah MTV dan media mainstream. Seiring berjalanya waktu hanya KILLSWITCH ENGAGE saja yang tetap selalu saya pentengin perkembanganya, maklum CALIBAN jadi makin komersil dan kurang menendang bokong lagi, dan HEAVEN SHALL BURN sendiri punya kebiasaan tidak konsisten pasca ‘Antigone’, meskipun ‘Iconoclast’ dan ‘Veto’ punya beberapa lagu memorable seperti “Endzeit”, “A Dying Ember”, “Joel”, “Godiva”, “Land of the Upright Ones”, “Hunters Will Be Hunted” berserta lagu cover fenomenal “Black Tears” (EDGE OF SANITY) dan “Valhalla” (BLIND GUARDIAN), namun sebagian besar lagu dalam kedua album tersebut telalu biasa saja dan kebanyakan filler menuh-menuhin jam tayang. Album kedelapan mereka ‘Wanderer’ sangat menguras kesabaran ketika didengarkan, kayak kumpulan lagu sisa/dibuang sayang belaka, bonus disc berisikan kompilasi cover songs yang pernah dibawakan HEAVEN SHALL BURN sebelumnya justru lebih menarik untuk disimak dibandingkan dengan albumnya sendiri.
Jadi karena melihat track record HEAVEN SHALL BURN sebelumnya, ketika band ini mengumumkan album terbaru ‘Of Truth and Sacrifice’ bakal berupa double album, saya udah dipenuhi skeptisme duluan, karena ya menggarap album berdurasi normal aja suka keteteran, lah sekarang mau buat album dengan runtime lebih panjang dari film animasi dari Pixar. Tetapi ternyata asumsi awal tersebut terbukti salah besar, HEAVEN SHALL BURN justru telah berhasil menciptakan album terbaik mereka semenjak ‘Antigone’, walaupun secara garis besar konsep musik yang sudah band ini usung semenjak 24 tahun lalu memang masih tetap sama, namun unsur metalcore makin kesini semakin kalah dominan dengan sisi Gothenburg sound mereka. Dengan durasi 2×49 menit HEAVEN SHALL BURN tentunya punya ruang besar untuk menjelajahi teritorial baru, hal tersebut membuat ‘Of Truth and Sacrifice’ terdengar sangat dinamis dan variatif, selain itu album ini juga mencoba merangkum perjalanan karir HEAVEN SHALL BURN sepanjang dua dekade, menghadirkan berbagai wujud HEAVEN SHALL BURN, mulai dari lagu-lagu murni melodic death metal macam “Thoughts and Prayers”, “Protector”, “My Heart and the Ocean”, dan “Stateless”, nomor metalcore quintessential layaknya “Eradicate” dan “Terminate the Unconcern”, hingga beberapa trek BOLT THROWER worship yaitu “What War Means”, “Tirpitz”, lalu “Truther” yang dijamin nampol gila, drummer Christian Bass (eks-DER WEG EINER FREIHEIT) yang masuk menggantikan Matthias Voigt sebelum tur di akhir tahun 2013, baru kelihatan kebarbaran-nya karena dalam ‘Wanderer’ ia kedengeran kayak loyo.
Selain itu biar pendengar gak cepat bosen HEAVEN SHALL BURN telah menyiapkan berbagai twist seperti dalam “Übermacht” yang terdengar kek kawin silang antara groove metal dengan neue deutsche harte, kemudian ada “Expatriate” sebuah musikalisasi puisi penuh pesan-pesan perlawanan, lalu “La Résistance” adalah sebuah lagu industrial rock mirip “European Super State”-nya KILLING JOKE yang beberapa tahun lalu sempat di aransemen ulang HEAVEN SHALL BURN. “The Sorrow of Victory” dengan pengaruh kuat dari gothic/doom metal khususnya MY DYING BRIDE, TIAMAT, dan PARADISE LOST patut dinobatkan sebagai lagu terbaik di full length ketujuh HEAVEN SHALL BURN ini. Dua single utama yang dilepaskan “My Heart and the Ocean” dan “Eradicate” malah menjadi weakest link ‘Of Truth And Sacrifice’ bersama “Eagles Among Vultures” dan “Children of a Lesser God”, walaupun begitu keempat lagu tersebut masih jauh lebih baik dari seluruh materi dalam ‘Wanderer’, tapi seandainya keempatnya dipotong saja dari tracklist final, ‘Of Truth And Sacrifice’ pasti bakalan lebih padat, ramping sekaligus lebih mudah disimak sekali jalan tanpa kuping bengkak. Sama seperti SOILWORK yang jadi re-energized setelah merilis album dobel ‘The Living Infinite’, HEAVEN SHALL BURN punya potensi besar untuk ekspansi lebih jauh dari zona nyaman mereka dalam LP berikutnya, apalagi mengingat percobaan eksplorasi lebih luas dalam ‘Of Truth and Sacrifice’ sudah sangat berhasil, dan berpotensi menarik menarik kembali fans lama yang dulu sempet berpaling, yang penting pendengar harus sabaran aja, karena ‘Of Truth and Sacrifice’ baru meledak pas udah setengah jalan, dan sequence dari “The Sorrow of Victory” hingga “Critical Mass” (NUCLEAR ASSAULT) adalah momen paling beringas dalam diskografi HEAVEN SHALL BURN. (Peanhead)
9.4 out of 10