GATECREEPER ‘An Unexpected Reality EP’ ALBUM REVIEW
Closed Casket Activities. January 13th, 2021
Death Metal
Beberapa tahun terakhir, GATECREEPER, grup asal Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, telah menjelma menjadi salah satu band death metal paling populer saat ini, sama seperti POWER TRIP dengan gempuran old school thrash metal-nya, namun tetap bisa menerobos pasar menstrim, GATECREEPER juga punya karakteristik sound yang sangat jauh dari kata kekinian, alias masih berpedoman kuat pada pakem death metal era 90’an, terinspirasi grup seperti BOLT THROWER, ENTOMBED, ASPHYX, GRAVE, dkk. Setelah menyelsaikan kontrak dua album bersama Relapse Records, GATECREEPER baru saja menandatangani kesepakatan dengan label musik cadas terbesar di dunia, Nuclear Blast Records, dan mereka sepertinya sudah mulai ngambil ancang-ancang untuk mengerjakan follow-up ‘Deserted’. Berita bergabungnya GATECREEPER kedalam jajaran band tenar Nuclear Blast sendiri bukanlah sebuah hal aneh, karena surprise EP ‘An Unexpected Reality’ yang dirilis dua minggu sebelumnya, berhasil nangkring di posisi teratas Billboard’s Top New Artists Albums chart, sebuah pencapaian besar bagi sebuah band gombrang-gambreng, yang musiknya gak radio friendly sama sekali.
‘An Unexpected Reality EP’ sendiri dirilis via label independen Closed Casket Activities, yang sebelumya sempat merilis 7” single “Sweltering Madness/ Mastery of Power” beberapa tahun lalu, dan mumpung lagi momen mini-album/EP transisional, GATECREEPER dengan formasi baru pasca cabutnya gitaris Jack Maniacky, yang mau fokus dengan SPIRIT ADRIFT, mencoba sedikt bereksplorasi dengan konsep death metal yang berbeda dari album sebelumnya. Vokalis Chase H. Mason kali ini memainkan instrumen gitar lagi plus bass, yang tetap dibantu gitaris Eric Wagner dan drummer Matthew Arrebollo (entah kenapa bassist Sean Mears gak ikutan rekaman), ketiganya menghasilkan delapan buah lagu dengan durasi hampir delapan belas menit, yang memamerkan dua muka berbeda GATECREEPER, dalam side pertama mereka menghajar kanal telinga anda dengan format death metal bertempo cepat sambil nyerempet grindcore dan juga dark hardcore ala TRAP THEM dan NAILS. Meskipun total tujuh lagu dalam Side A hanya berdurasi kurang dari tujuh menit (masing-masing lagu maksimal cuma 1 menit-an), namun komposisi singkat, padat, berisi dan yang paling penting nampol, membuat rentetan gempuran dari lagu pertama “Starved” hingga “Superspreader”, dijamin bakalan menjadi lagu wajib dalam setlist GATECREEPER di kemudian hari.
Lanjut pada side B, GATECREEPER hanya menghidangkan satu buah lagu saja yaitu “Emptiness”, namun dengan durasi lebih panjang dari gabungan tujuh lagu sebelumnya (menembus menit kesebelas). “Emptiness” sendiri adalah sebuah trek death/doom penuh kehampaan dan nestapa yang sudah menjadi ciri khas band macam PARADISE LOST, MY DYING BRIDE, dan EVOKEN. Sebenarnya aura doom metal GATECREEPER udah kelihatan dari dulu, dan album sebelumnya, ‘Deserted’, diakhiri dengan sebuah nomor death/doom pengguncang kejiwaan “Absence of Light”, bedanya “Emptiness” terdengar semakin melodius, malah bagian akhir lagu kok jadi rada-rada déjà vu ke PALLBEARER. Walaupun pendek (namanya juga EP), ‘An Unexpected Reality’ berisikan materi-materi yang gak bisa dianggap remeh dan sekaligus bisa menjadi teman lockdown/social distancing terbaik, bodo amat GATECREEPER sekarang udah mulai banyak dicap sebagai overrated, karena “Emptiness” hands down lagu metal terbaik 2021, apalagi didampingi pula dengan tujuh buah bogem lainya yang bisa bikin melek pagi-pagi biarpun abis semaleman mantengin liga champion ampe dini hari, kekurangan ‘An Unexpected Reality’ satu saja, transisi dari grindcreeper ke doomcreeper rada dadakan, dan seandainya ada satu lagu ngedoom lagi (yang gak harus panjang-panjang) pasti efek hawa penderitaanya bakal lebih maksimal. GATECREEPER kembali membuktikan “album” ngeri itu gak perlu panjang-panjang, kadang belasan menitpun sudah cukup, sama seperti ‘Drop Dead’ (SIEGE) dan “Abandon All Life” (NAILS) yang selalu bisa bikin otot ngilu setiap berkumandang. (Peanhead).
8.9 out of 10