ALBUM REVIEW: FLUKEMINIMIX – THE UNSOUND OF PARTIAL EDGES

Flukeminimix ‘The Unsound Of Partial Edges’ ALBUM REVIEW

Grimloc Records/Disaster Records

Post-rock/post-metal

“is post-rock is dead?” pertanyaan tersebut lumayan sering saya jumpai ketika menjelajahi dunia maya buat ngubek-ngubek forum/jejaring sosial nyari info album atau band post-rock terbaru, sebenarnya pertanyaan tersebut wajar sih, karena tak seperti periode 2004 hingga 2014, masa dimana genre tersebut lagi rame peminatnya (baik diluar ataupun di dalam negeri), sekarang agak sulit menemukan rilisan atau grup baru yang noteworthy atau wajib didengerin, memang band-band dedengkot macam GODSPEED YOU! BLACK EMPEROR, MOGWAI, MONO, dan TORTOISE sampe sekarang masih punya fanbase yang solid, namun buat nama baru yang mau menembus pasar terkini dijamin lumyan berat, band agak muda yang bisa mencuat namanya belakangan ini paling BLACK COUNTRY, NEW ROAD, OH HIROSHIMA, dan THE WORLD IS A BEAUTIFUL PLACE & I AM NO LONGER AFRAID TO DIE saja, dan ketiganya pun saya rasa mampu naik karena mereka mengusung post-rock tak murni, karena sudah dioplos dengan aliran lain entah itu indie rock/pop ataupun emo dalam kasus band ketiga yang saya sebut diatas. Di Indonesia sendiri pergerakan scene post-rock lokal mencapai puncak nya pada awal 2010’an, ketika MARCHÉ LA VOID, INDIVIDUAL LIFE, ECHOLIGHT, UNDER THE BIG BRIGHT YELLOW SUN, dll merilis merilis album debut mereka. Band asal bandung FLUKEMINIMIX pada periode tersebut sempat merilis mini-album/ EP ‘Pulsating Star’, namun album perdana mereka, “Between Spaces Intos Space” sayangnya baru muncul dipenghujung tahun 2015, disaat aliran post-rock bisa dibilang sedang dalam fase mati suri.

Setelah tujuh tahun lamanya, FLUKEMINIMIX akhirnya kembali lagi kepermukaan, kali ini mereka turut mengajak drummer SSSLOTHHH, Dinarson Gandhy, untuk bergabung secara penuh, hal tersebut sepertinya untuk mengakomodir komposisi album kedua mereka, yang jauh lebih gelap dan suram dari sebelumnya, kalau debut LP mereka dan juga EP ‘Unspoken’ masih terasa banget influence dari band postrock sinematis macam GY!BE dan SILVER MT. ZION, dalam ‘The Unsound Of Partial Edges’, FLUKEMINIMIX mencoba mengadopsi komposisi yang lebih metallic dari sebelumnya, cukup terdengar pengaruh materi-materi awal PELICAN (‘Australasia‘/‘The Fire in Our Throats Will Beckon the Thaw’) atau RUSSIAN CIRCLE (‘Enter’/’Station’) dari segi tekstur sound, bedanya lagu-lagu baru FLUKEMINIMIX jauh lebih selow dan nyantai, gak ada letupan energi potensial dadakan yang bisa bikin pendengar terjungkal tiba-tiba, aransemen kuintet asal Bandung ini lebih metodis dan mendekati ritualistik, banyak repetisi trance-like dengan struktur lagu yang kadang malah lebih mengingatkan saya pada rilisan- rilisan EARTH pasca reuni, namun FLUKEMINIMIX belum melupakan jati diri mereka sebagai band post-rock, buktinya setiap menit-menit akhir setiap lagu utama pasti ujungnya punya tendensi untuk di­ledakan, meskipun daya eksplosif nya mungkin gak gede-gede amat, dan bagian klimaks-nya pun gak semua pecah, dua menit terakhir “Unsung Echoes” saya rasa rada kurang dapet, lebih pas seandainya dibuat datar aja sampe kelar. Evolusi FLUKEMINIMIX sebenarnya lumrah, mengingat “Chariot And The Warriors Of Silence” dan “Immaculate Conception” dulu juga udah lumayan keras, hanya saja dalam full-length nomor dua ini, kadang mereka kelewat nyantai (gak ada urgensi-nya), dua trek pertama jatohnya hanya double intro 8-menitan belaka dan “Heneng” kayak lagi nge-jam direkam doang, selain itu “9/IX”, “Gargantua”, dan “Gargantua” malah lebih maksimal versi live dari Intimate Showcase yang bulan september kemarin diunggah ke youtube, Overall melalui ‘The Unsound Of Partial Edges’, FLUKEMINIMIX menurut saya sudah berada di jalur yang benar, tinggal next time FLUKEMINIMIX punya punya pekerjaan rumah yang lumayan besar, karena untuk album ketiga nantinya, IMO mereka harus melakukan ekspansi besar-besaran supaya tetap relevan dan bisa mempertahankan eksistensi mereka di dunia persilatan dalam negeri. (Peanhead)

 7.0 out of 10