BRING ME THE HORIZON ‘Post-Human: Survival Horror’ Album Review
30th October 2020 (Digital), 22 th January 2021 (CD, LP, Cassette)
Sony/RCA
Alternative metal
BRING ME THE HORIZON tak mau berdiam diri lama-lama setelah album ‘amo’ berhasil meraih critical acclaim, kritikus musik sekaligus youtuber Anthony Fantano, yang sebelumnya memberikan nilai kurang baik pada ‘Sempiternal’ dan ‘That’s the Spirit’, akhirnya memuji eksperimentasi BRING ME THE HORIZON dalam album tersebut, bahkan ‘amo’ juga akhirnya berhasil mencapai posisi teratas UK Albums Chart. Tak sampai sepuluh bulan kemudian BRING ME THE HORIZON melepaskan EP surprise “Music to Listen To…” ke pasaran, sebuah mini-album berdurasi lebih dari 70 menit bersikan materi paling nyeleneh dari grup asal Sheffield, Yorkshire Selatan ini, membuang jauh-jauh unsur rock mereka, lalu mengedepankan berbagai aliran musik mulai dari electropop, ambient, electronica,dan industrial, berbeda 180 derajat apabila dibandingkan debut ‘Count Your Blessings’ yang dulu masih mengusung deathcore/metalcore. Ketika pandemi memaksa mayoritas orang untuk mengisolasikan diri dari keramaian, Oliver Sykes, Jordan Fish, Lee Malia, Matthew Kean, dan Matthew Nicholls, langsung memanfaatkan momen lockdown yang memaksa tur di jadwalkan ulang, untuk menulis materi-materi baru, gak nanggung-nanggung BRING ME THE HORIZON merencanakan project ambisius bertajuk ‘Post-Human’, yang dicanangkan bakal terbagi kedalam empat bagi mini-album, walau rencana merilis empat EP sekaligus dalam satu tahun harus di urungkan mengingat first arc ‘Post-Human’ durasinya sudah hampir mendekati full-length menurut Jordan Fish, jadi fans harus sedikit bersabar untuk seri kedua hingga terakkhir.
Penampakan wujud ‘Post-Human: Survival Horror’ pertama kali terpantau dalam ‘Ludens’, sebuah lagu yang tidak direkam pada sesi rekaman karantina bersama trek lainya, melainkan bagian dari soundtrack album ‘Death Stranding: Timefall’, lagu tersebut mencoba menampilkan lagi tampang metalcore BRING ME THE HORIZON kembali lewat breakdown tengah lagu yang lumayan heavy, walaupun masih tetap mempertahankan racikan alternative metal meets electronica dan pop dari ‘amo’. ‘Parasite Eve’ single pertama yang dilepas dari quarantine session, menjadi bukti konkrit bahwa edisi pertama ‘Post-Human’ setidaknya bakalan lebih keras dari ‘amo’ dan ‘That’s the Spirit’, dalam “Parasite Eve” Jordan Fish menggunakan sample lagu ‘Erghen Diado’ dari Bulgarian Female Vocal Choir, ngepas dengan tema post-apokaliptik/cyberpunk album ini, yang mirip-mirip atmosfir score Ghost In The Shell dan judul lagu tersebut juga terinspirasi salah satu video game terfavorit saya era PSX, namun mereka yang berharap bahwa band ini bakalan kembali menggeber metalcore era ‘Suicide Season’/‘There Is a Hell Believe Me I’ve Seen It…..’, ataupun ‘ Sempiternal’ harus menelan kekecewaan, karena diluar lagu pembuka ‘Dear Diary,’ yang lumayan thrashy lengkap dengan chaotic guitar solo ala SLAYER, lagu-lagu lainya dalam ‘Survival Horror’ lebih nyaman dalam spektrum nu-metal dan alternative metal era perganitan millenium, seperti “Teardrop” yang pekat aroma LINKIN PARK ‘Meteora’, dikombinasikan dengan BREAKING BENJAMIN, malahan vocal harmony pada chrous dan break pada menit ke 2:20 hingga 2:30, bener-bener mirip Benjamin Burnley and co.
‘Post-Human: Survival Horror’ juga banyak dimeriahkan berbagai bintang tamu mulai dari YUNGBLUD dalam “Obey”, duo rock alternative NOVA TWINS dalam “1×1”, yang lagi-lagi mirip LINKIN PARK. Selain itu BRING ME THE HORIZON turut mengajak kolaborasi j-pop phenomenon BABYMETAL di “Kingslayer”, yang komposisi-nya gak jauh dari materi-materi album BABYMETAL atau BLOOD STAIN CHILD, ‘Post-Human’ di akhiri dengan duet antara Oliver Sykes dengan Amy Lee (EVANESCENCE) dalam “One Day the Only Butterflies Left Will Be in Your Chest as You March Towards Your Death”, sebuah nomor yang ending nya agak abrupt, mungkin hal tersebut memang disengaja sebagai cliffhanger, karena jelas ‘Post-Human: Survival Horror’ merupakan chapter pertama, dan bakalan dilanjutkan dalam tiga mini-album berikutnya,yang konon katanya bakalan beda-beda konsep dan aliranya tiap-tiap EP. Meskipun ‘Survival Horror’ banyak mendaur ulang formulasi-formulasi nu-metal dan alternative metal dari grup musik yang populer pada era 2000-an, BRING ME THE HORIZON tetap memberikan twist mereka tersendiri entah itu melalui elemen metalcore yang berceceran disana-sini, hingga nuansa electronica/pop/hip-hop kekinian yang menjadikan ‘Post-Human: Survival Horror’ gak ketinggalan jaman dan masih sejalan dengan tren yang lagi naik di pasaran, tetapi hal tersebut juga membuat mini-album ini terasa sebagai kompilasi single nge-hits Spotify daripada sebuah album/EP beneran, yang lasting impact nya bakalan dipertanyakan setelah hype dan tren butt-rock revival udah mulai surut. (Peanhead)
8.0 out of 10