ALBUM REVIEW: 40 WATT SUN – THE INSIDE ROOM

40 WATT SUN ‘The Inside Room’ ALBUM REVIEW

Cyclone Empire. March, 4th 2021 / Svart Records. May 5th, 2023 (Reissue & Remastered)

Atmospheric doom metal

Setelah penantian cukup lama yang sempat dikira bakal tak berujung, debut album 40 WATT SUN, ‘The Inside Room’, yang awalnya dirilis pada pertengahan tahun 2011 oleh Cyclone Empire dan Metal Blade Records, akhirnya di reissue juga oleh Svart Records untuk pertama kalinya. 40 WATT SUN awalnya dibentuk oleh Patrick Walker pasca bubarnya WARNING tahun 2009, dengan nama yang terinspirasi lirik lagu MARILLION berjudul “Emerald Lies”. Formasi pertama grup ini yang melibatkan William Spong (bass) dan Christian Leitch (drum), hanya membutuhkan waktu kurang lebih 24 jam saja untuk merekam debut grup ini di The Library Studio, London, meskipun cukup singkat proses rekamannya, namun album yang merupakan suksesor definitif full-length terakhir WARNING ini, sudah terbukti tak lekang oleh waktu, walau underrated ‘The Inside Room’ pantas disebut sebagai salah satu album doom metal terbaik sepanjang masa, dan salah satu dari empat album doom paling nyelekit dari era 2010-an, bareng ‘Sorrow and Extinction’-nya PALLBEARER, ‘Hunted’-nya KHEMMIS, dan ‘Clearing the Path to Ascend’ dari YOB.

‘The Inside Room’ bisa dibilang merupakan album doom metal murni satu-satunya yang pernah dirilis oleh Patrick Walker saat menggunakan moniker 40 WATT SUN, karena rilisan-rilisan sesudahnya udah melenceng jauh dari metal, ‘Wider than The Sky’ lebih condong ke aliran atmospheric/alternative rock macam ANTIMATTER dan ANATHEMA, sedangkan album teranyarnya yang dirilis tahun lalu, ‘Perfect Light’, udah full akustikan yang direkam sendirian aja. Secara overall tone album ini juga paling gelap dan paling bisa bikin runyam idup, sesuai dengan artwork dari Matt Mahurin (TOM WAITS, TRACY CHAPMAN, THE RAMONES) yang luar biasa surem, tak seperti album fllow-up-nya yang masih ada secerca cahaya dan lebih positif dengan tanda kutip atau album ketiga yang udah semakin terang benderang. Kalau dibandingkan dengan ‘Watching From a Distance’-nya WARNING pun, ‘The Inside Room’ terdengar lebih berasa personal dan penuh penderitaan, dengan tekstur gitar lebih lo-fi sekaligus fuzzy, apabila WARNING masih ada rasa-rasa BLACK SABBATH hingga SAINT VITUS, 40 WATT SUN justru lebih nyerempet ke band kayak JESU. Lirik yang disampaikan pun seperti murni curahan hati sementah-mentahnya sang Patrick Walker, yang seperti sedang lagi terjerembab pada titik terendahnya saat menulis materi-materi dalam ‘The Inside Room’.

Walaupun semua lagu dalam ‘The Inside Room’ lambat semua dan minim variasi dari segi tempo, Patrick Walker mampu menghasilkan lagu-lagu memorable yang distingtif antara satu sama lain, dengan hook yang mudah meresap kedalam qolbu, tak seperti ‘Watching from a Distance’, yang agak susah dicerna bagi pendengar yang belum terbiasa dengerin musik doom metal super depresif, melodi-melodi dalam beberapa lagu seperti “Restless”, “Carry Me Home”, dan “This Alone”, saya rasa sangat mudah sekali dicerna oleh penggemar musik pop atau folk senja sekalipun. Sayangnya Svart Records tak menjadikan momen perilisan ulang ‘The Inside Room’ lebih spesial lagi dengan ngebuatin sekalian versi double disc sekalian berisikan versi akustik demo atau direkam baru dengan line-up terkini pun boleh, lagian tahun 2023 ini Patrick Walker udah berencana touring bawain ‘The Inside Room’ secara full, untungnya bonus track “Take Me In” yang hanya ada dalam versi vinyl rilisan Cyclone Empire, turut diselipkan jadi trek ketiga, karena meskipun hanya berupa bonus, “Take Me In” tersebut merupakan salah satu lagu terbaik 40 WATT SUN. Meskipun memang hanya reissue biasa saja tanpa ada versi deluxe yang lebih spesial, setidaknya Svart Records dan 40 WATT SUN sudah memberikan kesempatan lagi kepada mereka-mereka yang dulu kehabisan versi first press ataupun terlambat tau band ini, apalagi mengingat ‘The Inside Room’ belum masuk streaming platform secara resmi sama sekali, hanya di-upload oleh para fans-fans mereka secara tidak resmi di YouTube dengan kualitas audio ala kadarnya. Jika kalian penggila doom garis keras jangan sampai kelewatan lagi salah satu masterpiece aliran doom metal ini, kesempatan jarang akan datang untuk ketiga kalinya lurd. (Peanhead)

10 out of 10