WRONG TURN
Sutradara: Mike P. Nelson
USA (2021)
Review oleh Tremor
Dalam lebih dari satu dekade terakhir, mulai bermunculan film-film “reboot” yang kira-kira bisa diartikan sebagai membuat ulang sebuah film atau franchise yang sudah established dengan cara menciptakan ulang kisah yang sama sekali baru, entah itu benar-benar awalan yang baru, atau pun sekuel baru yang menganggap sekuel lain tidak eksis. Reboot sendiri merupakan terminologi yang artinya berbeda dengan remake maupun reimagining. Beberapa film reboot seperti Evil Dead (2013), Hellraiser (2022) serta reboot sekuel Halloween (2018), dan Texas Chainsaw Massacre (2022) terbukti mampu memberi antusiasme tinggi dan kesegaran bagi para penggemar franchise-nya, kecuali penggemar yang cenderung lebih purist dan konservatif . Menurut saya, munculnya fenomena reboot adalah tanda bahwa para pembuat film yang berusaha mempertahankan keberlangsungan sebuah franchise telah angkat tangan dan menerima kenyataan bahwa tidak ada lagi yang bisa dikembangkan dari franchise tersebut. Kalau nekat terus dilanjutkan dengan kemonotonan yang sama serta cerita yang semakin mengada-ngada, sebuah franchise berpotensi semakin lemah, menjadi sampah, dan mungkin memang hanya bisa diselamatkan lewat strategi reboot. Salah satu yang menggunakan reboot sebagai usaha mempertahankan franchise-nya adalah Wrong Turn.
Dalam film originalnya yang dirilis pada tahun 2003, Wrong Turn adalah sebuah film backwoods slasher horor tentang kelompok manusia kanibal inbred (keturunan hasil kawin sedarah) yang tinggal di dalam hutan dan membantai para turis remaja. Film ini kemudian melahirkan lima sekuel dan tentu tidak ada lagi yang bisa dikembangkan dari premis sesederhana franchise Wrong Turn. Penulis asli Wrong Turn 2003, Alan B. McElroy, kemudian memutuskan untuk menulis ulang film ini dengan kisah yang sama sekali berbeda dan unik dari keseluruhan franchisenya. Dalam film yang disutradarai oleh Mike P. Nelson ini, para penggemar keluarga kanibal inbred dalam hutan ala Wrong Turn original bisa jadi akan kecewa, karena satu-satunya kesamaan antara Wrong Turn 2021 dengan 2003 hanyalah premis dasar sekelompok anak muda mengambil jalan yang salah lalu dibantai di jalur pendakian Appalachian.
Jen Shaw dan teman-temannya berencana untuk hiking di salah satu jalur pendakian terpanjang di Amerika Serikat, yaitu jalur Appalachian. Ketika tiba di kota kecil Wrenwood yang paling dekat dengan jalur pendakian, mereka seperti tidak benar-benar disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk setempat. Sebelum mereka berangkat hiking, perempuan tua pengurus penginapan tempat mereka menginap sempat berpesan, “tetaplah berjalan pada jalur yang sudah ditandai”. Sesuai tradisi film horror backwookds dengan sedikit elemen slasher seperti Wrong Turn, tentu saja peringatan dari penduduk lokal pelosok Amerika tidak akan didengar, dan keputusan bodoh pun akan diambil. Di tengah perjalanan hiking, kekasih Jen mengajak teman-temannya untuk sedikit menjelajah keluar jalur dari jalan setapak untuk melihat reruntuhan benteng bekas perang sipil, yang menurutnya tidak jauh jaraknya. Tiba-tiba satu gelondongan batang pohon besar menggelinding ke arah mereka dengan kecepatan tinggi. Jen Shaw dan teman-temannya pun berlarian menyelamatkan diri. Naas, gelondongan kayu itu menumbuk kepala salah satu teman Jen secara mengenaskan. Kini mereka mulai panik dan berusaha kembali ke kota untuk mencari bantuan. Namun dalam keadaan terluka dan tersesat di hutan, tanpa sinyal dan GPS, mereka tidak berhasil menemukan jalan kembali. Tanpa mereka sadari, sekelompok manusia memata-matai dari balik rimbunnya hutan, dan perburuan atas Jen dan teman-temannya pun dimulai. Dari mulai titik ini, Wrong Turn kemudian mengubah haluan ceritanya menjadi sesuatu yang sama sekali tidak terduga bagi para penggemar franchise, yang tidak akan saya tuliskan di sini untuk menjaga efek surprise-nya.
Saya cukup terkejut dengan arah baru dari Wrong Turn 2021, karena sebelum menontonnya jujur saya sama sekali tidak tahu bahwa reboot Wrong Turn akan menjadi film yang sama sekali berbeda seperti ini. Bayangan saya masih berada pada Wrong Turn sebagai film tentang teror kelompok keluarga kanibal, dengan harapan makeup dan special effect gore-nya akan jauh lebih spektakuler dalam versi reboot seperti apa yang kita lihat dalam reboot Evil Dead. Alih-alih keluarga kanibal inbred yang cacat, reboot Wrong Turn menawarkan kelompok antagonis yang berbeda, dengan tetap berusaha mempertahankan adegan-adegan penuh kekerasan di dalamnya. Saya menyambut baik perubahan arah franchise Wrong Turn, meskipun saya tidak seratus persen menyukainya. Saya paham bagaimana para penggemar franchise ini bisa cukup kecewa dan kebingungan dengan reboot-nya, karena film ini tidak seperti film-film Wrong Turn biasanya. Saya pikir film ini juga akan tetap bekerja tanpa perlu menggunakan judul Wrong Turn. Namun kita harus menerima bahwa kalau dipikir-pikir, Wrong Turn 2021 adalah reboot dalam arti sebenarnya: mengambil judul dan konsep dasar Wrong Turn 2003 (para turis remaja mengambil jalan yang salah, tersesat di hutan lalu dibantai oleh sekelompok antagonis yang tinggal di dalam hutan) untuk menceritakan kisah yang sama sekali baru.
Karena franchise Wrong Turn yang kita kenal bukanlah franchise film serius, melainkan film dengan plot fun dan sederhana yang menawarkan hiburan murni lewat special effect gore, tentu para penggemar Wrong Turn juga akan menunggu-nunggu adegan gore dalam versi reboot-nya, karena rasanya hanya itu daya tarik utama franchise ini. Adegan-adegan kekerasan dalam Wrong Turn versi reboot bisa dibilang cukup halus kalau dibandingkan dengan franchise Wrong Turn yang kita kenal. Memang ada satu-dua special effect gore yang cukup brutal, namun hanya ada satu adegan saja yang benar-benar diperlihatkan. Selebihnya, adegan kekerasannya terjadi secara off-screen. Kita hanya bisa melihat dampak dari kekerasan tersebut seperti kepala yang sudah hancur serta cipratan darah, dan ini sama sekali tidak seperti Wrong Turn yang kita kenal di mana biasanya kita akan diperlihatkan adegan gore yang over-the-top, kreatif dan fun secara detail, yang bisa membuat penonton berteriak ketakutan sambil tertawa, lalu terkesima dengan bagaimana kreativitas practical special effect bekerja di layar kaca. Para penggemar adegan gore ala Wrong Turn tentu akan merasa kecewa dengan versi reboot ini, apalagi pembunuhan dan kekerasan dalam Wrong Turn 2021 terasa begitu serius, tidak fun seperti film-film Wrong Turn sebelumnya.
Selain adegan-adegan pembunuhan yang terasa terlalu serius, tema dari Wrong Turn versi reboot juga terasa agak terlalu serius, di mana penulis Alan B. McElroy menyisipkan pesan sosial yang sangat jelas tentang tidak menilai seseorang berdasarkan stereotip, terutama yang berkaitan dengan penduduk kota kecil di pelosok Amerika yang identik dengan masyarakat terbelakang yang rasis dan kasar. Untuk ukuran sebuah film dengan tema yang lebih serius dan tidak terlalu fun, sayangnya Wrong Turn 2021 memiliki banyak sekali plot hole dan keganjilan logika layaknya film kelas B yang tidak serius. Selain itu, durasi film ini juga sedikit terlalu panjang dengan naskah yang terasa agak bertele-tele hanya demi memperlihatkan twist-twist kecil yang tidak signifikan, dengan plot final yang terlalu dipaksakan. Namun saya cukup suka dengan adegan penutup yang muncul ketika kredit akhir film mulai bergulir sebelum filmnya benar-benar berakhir. Bagaimanapun, seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, Wrong Turn 2021 adalah reboot dalam arti sebenarnya, dan saya sangat mengapresiasi usaha tersebut. Yang saya pahami, film ini adalah film yang akan memulai sesuatu yang baru dalam franchise Wrong Turn, dan suka tidak suka, para penggemar Wrong Turn versi kanibal harus menerima hal tersebut. Saya tahu seharusnya saya memperlakukan Wrong Turn 2021 sebagai sebuah film yang berdiri sendiri tanpa perlu memperbandingkannya dengan keseluruhan franchise, karena kalau saja tidak menggunakan embel-embel Wrong Turn, film ini lumayan efektif dan menghibur di luar semua kekurangannya.