TRICK R’ TREAT
Sutradara: Michael Dougherty
USA (2007)
Review oleh Tremor
Trick ‘r Treat adalah debut fitur luar biasa dari penulis/sutradara Michael Dougherty yang ia kembangkan dari film pendek animasi bertema Halloween buatannya sendiri berjudul Season’s Greetings (2004), di mana satu ikon horror modern Sam pertama kali diperkenalkan. Kemunculan film Trick ‘r Treat bagaikan pelepas dahaga yang menyegarkan sekaligus menyenangkan pada masanya, setidaknya bagi saya pribadi. Bagaimana tidak, Trick ‘r Treat adalah film dengan premis original yang sangat menghibur, tidak menjual gore dan nudity yang tidak perlu, dan bukan usaha remake dari film horor klasik. Ketiga alasan itu saja sudah cukup untuk membuat Trick R’ Treat cukup spesial, karena tentu kita semua ingat bagaimana dua dekade ke belakang industri film horror didominasi film-film yang melulu dipenuhi gore dan jumpscare, namun kadang dengan plot lemah atau bahkan tanpa plot. Sayang sekali Trick ‘r Treat tidak pernah mencicipi penayangan di layar lebar karena film ini langsung dirilis dalam bentuk DVD pada tahun 2007. Baru pada September 2022, sebuah jaringan bioskop Amerika bernama Regal Cinema mengumumkan kalau Trick ‘r Treat akan mendapat rilis teater di layar lebar Amerika untuk pertama kalinya pada Oktober 2022, 15 tahun sejak film ini dirilis. Beberapa tahun setelah membuat Trick R’ Treat, penulis/sutradara Michael Dougherty kembali membuat film dari mulai Krampus (2015) hingga Godzilla: King of the Monsters (2019), yang keduanya tidak akan pernah bisa menandingi kesuksesan Trick ‘r Treat.
Terdapat empat kisah yang masing-masing berdiri sendiri (lima kisah kalau kita memasukan sequence pembukanya sebagai satu kisah tersendiri) dalam antologi horror yang dikerjakan dengan sangat baik ini. Semua kisahnya berpusat pada satu malam Halloween di kota Warren Valley, Ohio, di mana penduduk kota sedang merayakan malam halloween dengan sangat meriah. Kalau biasanya cerita-cerita pendek dalam sebuah antologi saling terpisah satu sama lain sebagai kumpulan film pendek dengan judulnya masing-masing, Trick R’ Treat menyajikan narasi antologi dengan cara yang berbeda. Semua kisah di dalam Trick R’ Treat terjadi di waktu yang hampir bersamaan, disajikan secara bersamaan, namun dengan cerdiknya tetap saling terjalin satu sama lain hingga menjadi satu film utuh yang menyenangkan dengan perayaan Halloween dan berbagai tradisinya sebagai benang merahnya utamanya. Ada pesan yang selalu diingatkan kepada penonton sejak film ini dimulai, yaitu tentang tradisi Halloween yang tidak boleh dilanggar. Karena negara kita tidak memiliki tradisi Halloween, saya rasa sejarah malam Halloween sangat perlu dibahas sebelum saya melanjutkan review ini, supaya konteks keseluruhan cerita dalam Trick R’ Treat dan tradisi Halloween secara umum bisa lebih dipahami.
Samhain, atau All Hallows’ Eve, dan kemudian lebih dikenal sebagai Halloween, awalnya merupakan perayaan kuno bangsa celtic, jauh sebelum lahirnya agama monoteisme. Perayaan ini jatuh pada satu malam pergantian musim antara musim gugur dan musim dingin, di mana masyarakat celtic kuno percaya bahwa malam tersebut merupakan malam di mana batas antara dunia mereka yang sudah mati dan yang masih hidup menjadi sangat tipis. Pada malam tersebut arwah-arwah, penghuni neraka, setan dan lain sebagainya mengunjungi dunia kita selama satu malam hingga matahari terbit. Pada jaman celtic, perayaan Samhain dipercaya melibatkan pengorbanan manusia dan berbagai ritual serius lainnya. Mereka juga menggunakan kostum seram untuk menyamar menjadi setan dan roh jahat yang berkunjung. Tujuannya adalah supaya para mahluk dari dunia kematian itu tidak mengganggu mereka. Bangsa celtic juga menyalakan api unggun di malam itu untuk menjauhkan para mahkluk halus dari pemukiman mereka. Kini di era yang sudah jauh lebih modern, malam Halloween tidak lagi dirayakan secara spiritual apalagi dianggap serius, melainkan hanyalah sekedar perayaan bersenang-senang dan berpesta di mana orang-orang tidak wajib menggunakan kostum seram, tapi boleh juga kostum lucu. Ritual pengorbanan manusia diganti dengan pengumpulan permen, sementara nyala api unggun diganti dengan lilin dalam jack-o-lantern. Selain kostum, rumah-rumah juga perlu dihiasi dengan dekorasi-dekorasi seram namun komikal. Intinya, perayaan Halloween hari ini sudah bukan ritual yang didasari kepercayaan tertentu lagi, melainkan sekedar momen satu malam untuk bersenang-senang. Namun untuk menambah unsur keseruannya, malam halloween dalam Trick R’ Treat memiliki beberapa tradisi yang dipercaya perlu dijaga agar para penghuni dunia kematian tidak marah dan tidak mengganggu manusia. Kepercayaan ini memang murni tahayul belaka, mirip dengan kepercayaan tentang kucing hitam sebagai pertanda buruk, jadi tidak perlu dianggap serius. Tradisi-tradisi Halloween yang tak boleh dilanggar inilah yang kemudian banyak diangkat dalam Trick R’ Treat. Di sisi lain, malam pesta halloween juga adalah malam yang sangat aman bagi seorang psikopat untuk membantai dan meninggalkan jasad korbannya begitu saja di pinggir jalan atau di halaman rumah. Itulah mengapa halloween selalu menarik untuk dijadikan tema film horror. Seorang psikopat bertopeng tidak perlu buru-buru membersihkan bajunya yang berlumuran darah dan menyembunyikan pisaunya setelah membunuh, karena tak akan ada yang curiga di malam Halloween. Melihat seonggok karung berlumuran darah di pinggir jalan pada malam Halloween juga bukanlah hal yang perlu dilaporkan ke polisi, karena bisa jadi karung tersebut hanyalah bagian dari dekorasi Halloween, meskipun bisa juga berisi mayat asli. Siapa yang peduli? Ini malam Halloween.
Trick R’ Treat adalah salah satu film di mana semakin sedikit yang penonton ketahui, semakin baik. Jadi, saya tidak akan menuliskan kisah-kisah pendeknya terlalu panjang, karena siapa tau ada di antara pembaca yang belum pernah menontonnya, walaupun saya rasa semua orang tentu sudah menonton film ini. Trick R’ Treat dibuka dengan dilanggarnya satu tradisi halloween: memadamkan lilin dalam jack-o-lantern sebelum matahari terbit. Seorang perempuan muda yang membenci malam halloween meniup lilin jack-o-lantern dan mulai membereskan semua dekorasi di halaman rumahnya. Tak butuh waktu lama hingga ia menemui ajalnya dengan mengerikan, dan sudah sangat terlambat untuk menyadari bahwa melanggar tradisi Halloween adalah kesalahan fatal. Ini adalah sequence pembuka yang sangat solid dan akan membuat penonton menyadari kalau film yang sedang mereka tonton ini adalah film ringan yang menghibur. Lalu kita dibawa pada kisah-kisah utama dari film ini. Cerita pertama berkisah tentang Mr. Wilkins, seorang kepala sekolah setempat yang diam-diam membagikan permen berisi racun dan silet pada para anak kecil yang tidak menghargai malam halloween. Namun Mr. Wilkins menyimpan lebih banyak lagi rahasia gelap. Cerita kedua menceritakan tentang sekumpulan gadis muda yang berencana untuk mengadakan pesta privat jauh di dalam hutan. Masing-masing dari mereka harus membawa pasangan kencan buta-nya sendiri, dan kisah ini berakhir dengan twist yang menyenangkan. Kisah ketiga dalam Trick R’ Treat adalah tentang sekelompok anak kecil yang mengumpulkan sumbangan labu jack-o-lantern untuk kemudian dibawa ke tepi sebuah jurang. Di sana mereka hendak memberi penghormatan bagi para anak kecil korban sebuah kecelakaan yang dinamai insiden School Bus Massacre. Cerita ketiga ini cukup menarik karena terdapat cerita kecil lagi di dalamnya, cerita di dalam cerita, yaitu tentang kejadian School Bus Massacre itu sendiri. School Bus Massacre berkisah tentang satu bus sekolah yang terjun ke dalam jurang pada hari Halloween 30 tahun silam. Bis sekolah itu berisi anak-anak kecil dengan keterbelakangan mental. Cerita terakhir dari Trick R’ Treat adalah tentang Mr. Kreeg, seorang kakek tua yang sangat membenci perayaan Halloween dengan segala hingar bingarnya. Kakek ini mengurung diri di rumahnya saat malam halloween berlangsung, tanpa kostum, tanpa mendekorasi rumahnya, tanpa permen untuk diberikan pada anak-anak kecil. Tentu saja semua itu adalah pelanggaran tradisi terbesar dalam malam Halloween. Menjelang film ini berakhir, kita akan mengetahui alasan mengapa Mr. Kreeg begitu membenci Halloween.
Dalam setiap cerita pendek di Trick R’ Treat, ada satu karakter yang selalu muncul. Kadang ia hanya terlihat duduk di sudut sambil menyaksikan apa yang sedang terjadi. Dalam kesempatan lain ia hanya berdiri di pinggir jalan sambil memainkan bangkai burung gagak. Karakter ini bernama Sam, kependekan dari Samhain. Ia adalah ikon utama film Trick R’ Treat yang segera menjadi ikon horror modern populer sejak film ini dirilis. Sam berwujud seperti anak kecil berkostum halloween yang menggemaskan: piyama berwarna oranye, kepala bulat menyerupai labu yang disarungi karung goni. Ia membawa permen loli gepeng berbentuk labu halloween yang akan menjadi salah satu senjatanya. Saya pribadi sangat menyukai karakter ini, terutama karena ia tak pernah berbicara satu kata pun di sepanjang film. Sam adalah kreasi yang brilian dan sangat tepat untuk menjadi ikon Trick R’ Treat sekaligus ikon malam Halloween. Ia adalah personifikasi dari semangat halloween itu sendiri yang diwujudkan dalam satu sosok yang sangat-sangat-halloween. Semua elemen khas halloween tertuang dalam satu karakter Sam, lengkap dengan asesoris permen beling, silet dalam coklat batangan, hingga karung berisi kucing. Sam mengunjungi dunia kita untuk sekedar meminta persembahan (permen) dari setiap rumah, dan akan menghukum siapapun yang melanggar tradisi halloween. Tak heran kalau karakter imut ini kemudian menjadi sangat populer, karena Sam pantas mendapatkan kepopulerannya.
Entah sudah berapa kali saya menonton ulang Trick R’ Treat dan saya selalu menikmatinya. Semakin sering saya menonton ulang, semakin saya mengapresiasi bagaimana penulis/sutradara Michael Dougherty begitu peduli dengan hal-hal mendetail, terutama yang berhubungan dengan bagaimana ia menjalin satu cerita dengan yang lainnya sehingga penonton bisa dengan mudah memahami urutan kronologisnya. Ia juga menyajikan banyak easter egg sebagai penghargaan bagi kultur sinema horror tanpa membuatnya menjadi parodi. Salah satu yang paling mencolok adalah tampilan fisik karakter Mr. Kreeg yang merupakan jelmaan langsung dari John Carpenter, sutradara dari film Halloween (1978). Lalu ada adegan bola kecil jatuh menuruni anak tangga yang merupakan homage bagi salah satu scene paling ikonik dari film The Changeling (1980). Dalam kisah tentang The School Bus Massacre, sempat terlihat sebuah mobil Plymouth Fury berwarna merah-putih terparkir di pinggir jalan. Mobil ini adalah mobil yang sama dari film Christine (1983) karya penulis Stephen King yang disutradarai oleh John Carpenter. Penghargaan Dougherty untuk Stephen King tidak berhenti di situ. Dalam salah satu adegan, Sam bersembunyi di bawah kasur dan memotong tendon pergelangan kaki korbannya. Jelas adegan ini adalah sapaan penuh hormat bagi karya Stephen King lainnya, Pet Sematary (1989), di mana bocah mayat hidup Gage Creed yang berperawakan seperti Sam melakukan hal yang sama pada tendon pergelangan kaki calon korbannya.
Saya rasa Trick r’ Treat adalah salah satu film tentang tradisi Halloween terbaik yang pernah ada, dan tentu saja masuk ke dalam daftar film horror favorit saya. Trick r’ Treat memang bukan jenis film yang menyeramkan, tapi jelas sangat menyenangkan dan menghibur. Biasanya, ketika sebuah film horor sangat berhasil dan menjadi populer, ia segera menjadi franchise baru yang menelurkan banyak sekuel pada tahun-tahun berikutnya. Sayangnya hal tersebut tidak terjadi pada Trick R’ Treat sejauh ini. Padahal konsep antologi dengan tema halloween justru sangat menarik untuk diproduksi sebagai film tahunan. Sebenarnya pada tahun 2009 Dougherty sebagai kreator Trick r’ Treat sempat mengumumkan bahwa ia berencana membuat sekuelnya, tapi hingga hari ini belum juga terlihat tanda-tanda kalau Trick r’ Treat 2 akan segera dirilis dalam waktu dekat. Mungkin satu-satunya komplain saya untuk film ini adalah mengapa sekuel yang sudah dijanjikan itu belum juga terwujud sampai sekarang? Kita semua sudah terlalu lama menunggu.