fbpx

MOVIE REVIEW: THE ENDLESS (2017)

THE ENDLESS
Sutradara: Justin Benson & Aaron Moorhead
USA (2017)

Review oleh Tremor

Pada tahun 2012, beberapa festival film digemparkan oleh munculnya sebuah film horror indie atmosferik, ganjil dan cukup cerdas berjudul Resolution yang dibuat oleh duo sutradara Justin Benson dan Aaron Moorhead sebagai debut mereka. Setelah Resolution mendapat sambutan yang lumayan baik, mereka berdua kembali membuat film drama horor dengan nuansa yang kurang lebih sama, dan bahkan berbagi universe dengan Resolution, berjudul The Endless. Meskipun begitu, The Endless adalah film yang berdiri sendiri yang bisa ditonton tanpa harus menonton Resolution terlebih dahulu. Dalam film ini mereka menggabungkan sedikit unsur sci-fi, cult/folk horror, serta cosmic / lovecraftian horror yang sangat kuat.

The Endless berfokus pada dua kakak beradik yatim piatu bernama Justin dan Aaron yang diperankan oleh duo sutradara film ini sendiri, menggunakan nama asli mereka sebagai nama karakternya. Saat masih remaja sepuluh tahun sebelumnya, Justin dan Aaron berhasil melarikan diri dari sebuah komune sekte yang bermukim di tengah hutan bernama Camp Arcadia. Justin yang berusia lebih tua memiliki ingatan bahwa sekte ini adalah penyembah UFO yang mendorong anggotanya untuk melakukan bunuh diri massal. Sementara Aaron yang sepuluh tahun lalu masih sangat muda, tidak memiliki ingatan buruk dan kecurigaan apapun tentang Camp Arcadia. Sepuluh tahun lalu, ia hanya mengikuti kakaknya. Namun hari ini Aaron tidak bahagia dengan kehidupan mereka berdua yang terasing di tengah masyarakat kota besar, tanpa memiliki keluarga dan teman, dan merasa tidak memiliki tujuan hidup. Dalam hari-harinya, mereka hanya bekerja sebagai tukang bersih-bersih untuk sekedar bertahan hidup dengan pendapatan yang tidak bisa dibilang layak. Suatu hari Aaron menerima sebuah kaset rekaman video yang dikirim dari Camp Arcadia, berisi semacam pesan “perpisahan” seakan-akan sekte ini akan benar-benar melakukan bunuh diri massal dalam waktu dekat. Aaron tidak dapat menahan keinginan terpendamnya untuk kembali ke camp Arcadia dan melihat teman-teman lamanya untuk terakhir kalinya untuk menyampaikan perpisahan secara langsung. Ia pun berusaha meyakinkan Justin untuk mengunjungi Arcadia di mana setidaknya mereka pernah merasakan memiliki komunitas yang peduli pada mereka seperti keluarga sendiri. Justin awalnya menolak. Namun karena ia sangat sayang pada adiknya, dan mereka hanya memiliki satu sama lain, ia pun akhirnya mengiyakan permintaan itu dengan syarat kunjungan ini hanya untuk satu malam saja. Segera setelah tiba di lokasi camp Arcadia, mereka disambut dengan hangat oleh para anggota komunitas yang pernah membesarkan mereka dulu. Namun selama kunjungan singkat tersebut mereka mulai menyaksikan beberapa anomali alam yang sangat aneh, yang menimbulkan pertanyaan apakah entitas misterius yang disembah oleh sekte ini memang benar-benar nyata.

Sebenarnya apa yang kemudian terjadi dalam The Endless jauh lebih kompleks dari yang saya tulis di atas. Kalau saya menuliskannya lebih detail, itu akan merusak pengalaman menonton bagi mereka yang belum pernah menontonnya. Yang perlu diketahui adalah bahwa The Endless dibuka dengan sebuah kutipan dari penulis H.P. Lovecraft: “Rasa takut yang paling tua dan paling kuat adalah takut akan sesuatu yang tidak diketahui (the Unknown).” Bagi yang tidak familiar dengan H.P. Lovecraft serta genre horor lovecraftian / cosmic horror yang berkembang mengikuti jejak Lovecraft, ia adalah salah satu penulis fiksi horor paling ikonik dan berpengaruh. Ide sentral dari cerita-cerita buatan H.P. Lovecraft adalah “fear of the unknown” dan cosmic horror. Hal ini mencakup pada rasa takut mendasar manusia terhadap hal-hal yang di luar pengetahuan, terutama soal alam di luar realita dan nalar yang sanggup kita pahami. Ide ini membuka gerbang ke lebih banyak tema horor untuk dieksplorasi, termasuk tentang alam/dimensi lain di jagat raya yang dihuni oleh banyak entitas dan kekuatan yang menentang akal sehat manusia. Munculnya kutipan Lovecraft di awal film membuat semua yang terjadi dalam The Endless menjadi lebih mudah dipahami, bahwa setiap peristiwa dalam film ini disebabkan oleh kekuatan supernatural kosmik purba yang tidak akan pernah bisa dipahami oleh manusia. Saya sangat suka bagaimana Justin Benson dan Aaron Moorhead berhasil menciptakan film horor yang menjadi representasi dari filosofi horror eksistensialis Lovecraft tanpa harus mengadaptasi karya-karya HP Lovecraft seperti yang dilakukan oleh kebanyakan film-film lovecraftian lainnya. Seingat saya, memang tidak banyak film yang berhasil menciptakan mitologi kosmik mereka sendiri. Selain The Endless, Aterrados (2017) dan Annihilation (2018) adalah beberapa contoh film lain yang cukup berhasil menciptakan kisah lovecraftiannya sendiri. The Endless juga membuktikan bahwa tidak selalu dibutuhkan monster bertentakel untuk membuat kisah lovecraftian. Anomali alam dan atmosfer menggelisahkan saja ternyata sudah lebih dari cukup. Salah satu referensi Lovecraft paling kuat dalam The Endless adalah ketika salah satu anggota sekte mengatakan pada Aaron bahwa mungkin entitas yang sedang mengawasi mereka berwujud dari warna-warna yang tidak bisa ditangkap oleh organ mata manusia, dan ini bisa jadi merupakan penghormatan Justin dan Aaron pada salah satu cerpen buatan Lovecraft yang berjudul “The Colour Out of Space”.

The Endless bukanlah jenis film horor intens penuh jump scare ataupun adegan kekerasan, melainkan lebih banyak mengeksplorasi ide horor eksistensialis yang meresahkan serta permenungan soal makna hidup dengan pace yang cukup lambat namun tidak membosankan. Film ini memiliki ide menyeramkan yang berlapis dan merayap secara perlahan hingga pada klimaksnya. Saya tidak ingin membagi spoiler, tapi di satu titik saya sempat ikut membayangkan bagaimana mengerikannya menjalani hidup seperti para “korban” dalam film ini, dan apakah saya mau menjalani hidup kekal awet muda dengan cara seperti itu. Di sisi lain saya juga suka dengan bagaimana The Endless menggambarkan para anggota sekte sebagai manusia biasa saja di saat ada banyak film folk-horror menggambarkan anggota kultus layaknya sekumpulan orang aneh dengan ritual mengerikan. Sebaliknya, anggota Camp Arcadia digambarkan sebagai orang-orang baik dan sederhana yang hanya ingin menikmati hidup dan saling peduli satu sama lain, bahkan hingga film ini berakhir. Mereka juga tidak memiliki ritual-ritual penyembahan ganjil selain berkumpul di depan api unggun dan mencoba bersenang-senang. Itulah yang membuat Aaron semakin ingin menetap di sana dan tidak ingin kembali ke kota besar yang penuh dengan rasa keterasingan dan menjalani hidup hanya untuk bekerja setiap hari tanpa makna hidup.

Bagi saya Justin Benson dan Aaron Moorhead berhasil membuat film-film yang akan memiliki ciri khas mereka sendiri, dari mulai Resolution (2012), Spring (2014), The Endless (2017) hingga Synchronic (2019), yang masing-masing memiliki perpaduan genre yang berbeda-beda namun sebagian besar tetap memiliki semesta narasi yang sama. Saya juga sangat mengapresiasi bagaimana berbakatnya Justin Benson dan Aaron Moorhead. Mereka memerankan karakter adik kakak dengan sangat baik dan terasa chemistry-nya. Selain sebagai sutradara dan aktor, mereka juga bekerja sebagai produser dan editor The Endless. Justin Benson juga menulis naskah kisah ini sementara Aaron Moorhead bekerja sebagai sinematografer. Banyak sekali yang mereka kerjakan sendiri dalam proyek film The Endless untuk mengakali keterbatasan dana yang mereka miliki, dan hasilnya sama sekali tidak buruk. Saya pikir para penggemar film Justin Benson dan Aaron Moorhead sebelumnya, Resolution, juga akan senang dengan The Endless. Seperti sudah saya tulis sebelumnya, Resolution dan The Endless berbagi universe yang sama. Di satu momen dalam The Endless, kita akan kembali bertemu dengan dua karakter utama dari Resolution, dalam event yang sama dengan film tersebut. Beberapa keganjilan dalam Resolution sedikit terjawab di The Endless, dan meskipun ditampilkan layaknya sekedar easter egg, namun momen Justin bertemu mereka bisa dianggap hampir seperti sebuah sekuel kecil. Sayang sekali ending The Endless terasa sangat terburu-buru. Namun secara keseluruhan, saya suka film ini, terutama ketika twist tentang apa yang sebenarnya menguasai camp Arcadia mulai terungkap pada babak kedua yang sangat menarik.