fbpx

MOVIE REVIEW: RE-ANIMATOR (1985)

RE-ANIMATOR
Sutradara: Stuart Gordon

USA (1985)

Review oleh Tremor

Karena bulan ini saya memutuskan untuk menulis review film-film horror adaptasi dari karya-karya H.P Lovecraft, rasanya tidak mungkin untuk tidak membahas Re-Animator di dalamnya. Re-Animator adalah sebuah film komedi horor yang secara longgar diadaptasi dari karya H. P. Lovecraft tahun 1922 berjudul “Herbert West – Reanimator”, dan merupakan film yang sudah dianggap sebagai film “wajib” bagi para penggemar horror dunia. Ini merupakan debut fantastis dari sutradara Stuart Gordon yang kemudian meroketkan namanya di komunitas horror hingga hari ini, dibantu oleh produser Brian Yuzna dan penulis naskah Dennis Paoli. Dalam beberapa kesempatan berikutnya Gordon kembali mengadaptasi karya-karya Lovecraft lainnya bersama Yuzna dan Paoli membuat film From Beyond (1986) dan Dagon (2001). Sebenarnya cerita dalam film Re-Animator berbeda jauh dari kisah asli buatan Lovecraft. Pada dasarnya Gordon dan Paoli hanya menggunakan nama karakter, lokasi, dan premis dasarnya saja. Selebihnya adalah murni kekreatifan mereka berdua. Menggunakan lebih dari 25 galon darah palsu dan banyak penulisan kreatif, Re-Animator berhasil memadukan horor, sci-fi, horror zombie dan komedi dengan cemerlang.

Herbert West adalah seorang mahasiswa kedokteran yang baru saja pindah dari Swiss ke Miskatonic University di Arkham, Massachusetts. Di sana ia berkenalan dengan Dan Cain yang merupakah salah satu mahasiswa populer di kampusnya. Cain bahkan berkencan dengan Megan Halsey, putri sang dekan universitas. Malam itu saat Cain sedang berduaan dengan Megan di rumahnya sendiri, West datang untuk menyewa kamar cadangan di rumah Cain. Pada pertemuan ini Megan sudah tidak menyukai West. Tapi Cain menerima West sebagai penyewa kamar, termasuk ruang bawah tanahnya yang kemudian West ubah sebagai laboratorium mini di mana ia akan menghabiskan banyak waktu luangnya melakukan berbagai macam eksperimen di sana. Kita kemudian diperkenalkan pada sosok Dr. Hill, salah satu dokter senior sekaligus dosen di kampus Miskatonic. Suatu hari saat Dr. Hill sedang menjelaskan soal kematian otak, Herbert West dengan sinis membantah ide tersebut. Mulai muncul sikap permusuhan antara West dan Dr. Hill. Sebenarnya sejak lama West mengembangkan sebuah serum yang bisa menghidupkan kembali jaringan dan organ yang sudah mati. Itulah mengapa West membantah teori Dr. Hill soal kematian otak, karena ia percaya bahwa organ tubuh yang sudah mati bisa saja dihidupkan kembali. Serum ini pulalah yang membuatnya terusir dari universitas sebelumnya di Swiss.

Suatu hari Megan menemukan kucing kesayangan Cain yang bernama Rufus sudah dalam keadaan meninggal dalam lemari pendingin di kamar West. Megan yakin bahwa Rufus dibunuh oleh West. Namun West membantahnya. Ia mengaku menemukan kucing itu sudah tidak bernyawa dan menyimpan bangkainya agar tidak ada bau menyengat. Malam itu juga Herbert West kemudian mengujicoba serum yang sedang ia kembangkan pada bangkai Rufus. Benar saja, Rufus benar-benar kembali hidup setelah disuntik dengan serum buatan West di ruang bawah tanah, namun perilakunya sangat kasar. Kucing zombie itu kemudian menyerang West dan Cain memergoki West sedang bergumul dengan kucingnya. Setelah membunuh kucing tersebut untuk kedua kalinya, West tidak bisa menyembunyikan lagi serum dan eksperimen rahasianya dari Cain. Akhirnya ia menjelaskan semuanya, mendemonstrasikan serumnya sambil menghidupkan Rufus untuk kedua kalinya, dan membunuhnya lagi. West akhirnya mengajak Cain untuk ikut terlibat dalam penelitian gilanya, dengan harapan bisa mencegah kematian di masa depan. Cain tampak tertarik dengan proyek ini. West juga berpikir kalau koneksi dan kepopuleran Cain di kampus bisa sangat membantunya untuk mendapatkan legitimasi dari Universitas agar diperbolehkan menggunakan fasilitas kampus yang jauh lebih memadai dibandingkan laboratorium bawah tanahnya.

Cain akhirnya menceritakan penemuan luar biasa Herbert West kepada dekan sekaligus ortu megan, Dr. Halsey, yang dengan cepat menolak dan menganggapnya sebagai ide sampah yang tidak masuk akal. Untuk membuktikan pekerjaan mereka benar-benar nyata, suatu malam Cain dan West menyelinap masuk ke kamar mayat di kampus dan menghidupkan kembali mayat di sana. Sama seperti mayat kucing, mayat manusia yang disuntikan serum West juga berperilaku sangat kasar layaknya zombie. Keadaan menjadi sangat kacau saat Dr. Halsey memergoki Cain dan West di kamar mayat. Dr. Hasley pun terbunuh oleh zombie. West yang terobsesi dengan pekerjaannya, melihat ini sebagai kesempatan sempurna untuk menguji serumnya pada subjek yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya: mayat segar. Ia segera menyuntik ayah Megan dengan serumnya. Sang dekan benar-benar kembali hidup, dengan ingatan terbatas, namun dalam keadaan gila. Dr. Halsey yang kini dianggap gila dirawat secara langsung oleh Dr. Hill yang akhirnya menemukan kejanggalan pada detak jantung sang dekan. Dr. Hill langsung mendatangi Herbert West di rumah Dan Cain. Perlu diingat bahwa sejak film dimulai, kita sudah diberi sedikit petunjuk kalau Dr. Hill memiliki reputasi pernah mencuri hasil karya orang lain untuk keuntungannya sendiri. Dan Herbert West jelas tidak percaya pada Dr. Hill yang kini sudah terlanjur mengetahui tentang serum buatan West. Dengan sebuah sekop, West segera menyerang Dr. Hill hingga kepala dan tubuhnya terpenggal. West lagi-lagi melihat ini sebagai kesempatan bagus untuk uji coba, karena ia belum pernah menyuntikan serumnya pada dua bagian tubuh yang sudah terpisah. Ia segera menyuntik serum pada kepala serta tubuh Dr. Hill secara terpisah. Ini adalah sebuah kesalahan terbesar West karena kini kepala Dr. Hill bangkit dari maut dan masih bisa memberi perintah pada tubuhnya yang sudah terpisah untuk memukul West hingga tak sadarkan diri. Dr. Hill pun kabur sambil membawa serum buatan West. Mulai dari sini, semua kejadian dalam Re-Animator menjadi semakin kacau, gila, dan dipenuhi dengan mayat-mayat yang kembali hidup. Herbert West memang ilmuwan gila. Tapi pada dasarnya ia hanyalah seseorang yang terlalu terobsesi dengan visinya mengakali kematian. Sementara Dr. Hill adalah ilmuwan gila yang jahat, picik (dan seorang pervert), yang menjadi semakin gila setelah dihidupkan kembali.

Walaupun film ini memiliki banyak adegan ekstrim dan tidak pantas (yang mungkin bisa menyinggung kalangan tertentu) tapi Re-Animator juga mengandung porsi dark comedy cukup besar yang dengan sengaja dibuat konyol. Entah bagaimana, ada saja perasaan lucu saat melihat bola mata yang meletus, anggota tubuh terputus, kucing zombie, kepala yang bisa berbicara, hingga tubuh tanpa kepala yang meraba-raba karena ia tidak memiliki mata lagi. Semua adegan itu sebenarnya membuktikan bagaimana briliannya penulisan film ini dan betapa kreatifnya penggunaan special effect tradisionalnya. Hal yang harus saya kagumi tentang film ini di atas segalanya adalah kenyataan bahwa Re-Animator mampu melewati ujian waktu. Walaupun dirilis 35 tahun yang lalu, tetapi komedinya masih terasa lucu, sadisnya masih menjijikkan, dan special effect tradisionalnya masih terlihat sangat meyakinkan. Musik untuk film ini sendiri disusun oleh Richard Band, dan menjadi sangat terkenal walaupun pada dasarnya Richard Band hanya membuat rip-off dari skor film legendaris Psycho (1960) gubahan Bernard Herrmann.

Secara keseluruhan, Re-Animator adalah salah satu suguhan sci-fi / horor / komedi yang brilian dari era 1980-an. Film ini memiliki kekonyolan dan momen-momen berlebihan-nya sendiri dengan banyak adegan sadis, vulgar, dan tidak pantas di dalamnya yang membuat film ini cukup kontroversial hingga hari ini. Stuart Gordon dan Dennis Paoli berhasil mengadaptasi sebuah cerita gelap Lovecraft menjadi lucu, sangat menghibur, sekaligus juga mengerikan.

Untuk berdiskusi lebih lanjut soal film ini, silahkan kontak Tremor di email: makanmayat138@gmail.com