LAKE BODOM
Sutradara: Taneli Mustonen
Finlandia (2016)
Review oleh Tremor
Lake Bodom, yang dalam bahasa aslinya berjudul Bodom, adalah sebuah film horor dengan sedikit bumbu slasher buatan sutradara Finlandia, Taneli Mustonen. Film ini mengambil inspirasinya dari kisah nyata yang masih belum terpecahkan hingga sekarang: pembunuhan brutal di tepi danau Bodom yang terletak di kota Espoo, Finlandia, pada tahun 1960. Tentu saja nama Bodom sendiri akan terdengar sangat familiar, karena ada sebuah band melodic death metal asal kota Espoo yang juga terinspirasi kasus pembunuhan danau Bodom untuk dijadikan nama band: Children of Bodom. Sebenarnya, dua tahun sebelum film Lake Bodom dirilis, sudah ada satu film horor independen dengan gaya found-footage yang tidak terlalu laku. Judulnya adalah Bodom: The Legend has Awakened (2014) yang diproduksi oleh Hungaria. Kembali pada film Lake Bodom 2016, perlu ditekankan bahwa film ini hanyalah terinspirasi dan meminjam misteri pembunuhan danau Bodom sebagai latar belakang saja. Taneli Mustonen dan penulis Aleksi Hyvärinen tidak sedang membuat reimajinasi maupun dramatisasi atas apa yang kira-kira terjadi pada malam naas di danau Bodom tahun 1960. Bagi yang tidak familiar dengan kasus aslinya, saya akan menuliskannya sedikit: pada tanggal 4 Juni 1960, dua pasang kekasih remaja pergi kamping di tepi danau Bodom untuk bersenang-senang. Pada 5 Juni dini hari, tiga diantara mereka dibunuh dengan brutal, sementara satu dari mereka, Nils Gustafsson, ditemukan selamat tersungkur dengan tubuh penuh luka. Pada tahun 2004, 44 tahun sejak pembunuhan terjadi, pengadilan menetapkan Gustavsson sang sole survivor sebagai tersangka. Ini agak absurd mengingat banyak luka fisik pada tubuh Gustavsson yang mustahil bisa ia lakukan pada dirinya sendiri. Pada tahun 2005 akhirnya Gustavsson dibebaskan dari tuduhan tersebut karena tidak cukup bukti, dan banyak orang yang menganggap misteri pembunuhan danau Bodom masih belum terpecahkan hingga hari ini.
Plot dari film Lake Bodom dibuka dengan sederhana dan cukup klise mengikuti film slasher Amerika. Atte adalah seorang geek yang begitu terobsesi dengan misteri pembunuhan di tepi danau Bodom tahun 1960. Ia memiliki teorinya sendiri tentang sang pembunuh dan berhasil meyakinkan temannya, Alias, untuk membantunya menguji teori tersebut dengan cara membuat reka ulang suasana kemping tepat di lokasi empat remaja dibantai dengan brutal pada tahun 1960. Agar formasi kemping ini menyerupai aslinya, Atte dan Alias mengajak dua teman perempuan mereka, Nora serta Ida-Maria, untuk pergi kemping di tepi danau Bodom. Atte percaya kalau mereka berhasil menciptakan kembali skenario yang sama dengan saat pembunuhan 1960, di lokasi yang sama, mereka mungkin bisa membuat si pembunuh kembali untuk menunjukkan dirinya. Malam pun datang dan hutan di sekitar danau mulai terasa menakutkan. Bisa ditebak, pembunuhan pertama pun mulai terjadi.
Saya berusaha menuliskan plotnya sesederhana mungkin karena tidak ingin membeberkan sedikitpun spoiler. Namun plot Lake Bodom jauh lebih menarik dibandingkan apa yang saya tulis, karena film ini dipenuhi dengan lebih dari satu twist. Dengan menulis kalimat barusan saja sebenarnya saya sudah membeberkan spoiler, karena kini mereka yang belum pernah menonton Lake Bodom menjadi lebih waspada bahwa akan ada plot twist dalam Lake Bodom. Saya pikir twist film ini tidak akan terasa terlalu mengejutkan bagi para penonton yang sudah terlalu sering menonton film horor. Namun alur film ini tetap menarik dan membuat penasaran. Plot twist pertama terasa agak sedikit janggal. Untungnya kejanggalan tersebut akhirnya terjawab ketika plot twist kedua dibeberkan. Namun saya tidak ingin membahas soal twist lebih jauh. Saya lebih tertarik untuk membahas tentang bagaimana sebuah film horor Finlandia berhasil mengkombinasikan berbagai gaya slasher Amerika dari era yang berbeda-beda di dalam satu film. Lake Bodom dibuka dengan khas film slasher 1980-an klise: sekelompok remaja pergi ke lokasi terpencil untuk bersenang-senang, serta adanya legenda tentang seorang pembunuh yang kemudian terbukti real. Pada babak kedua, twist pertama membawa film Lake Bodom memasuki teritori film slasher Amerika 1990an, atau lebih khususnya mengikuti jejak film Scream (1996) di luar unsur meta-nya. Pada babak ketiga, Lake Bodom bergerak menuju gaya film slasher yang jauh lebih modern dan lebih universal lagi lewat visualnya yang kotor dan kusam, mengingatkan kita pada film-film slasher modern non-Amerika semacam Wolf Creek (2005) , era slasher dalam masa peralihan sebelum subgenre torture porn menguasai pasar film horror. Saya tidak tahu apakah ini memang disengaja atau tidak, tetapi saya menyukai rangkaian metamorfosis gaya slasher yang dipadukan dalam Lake Bodom. Namun sayang sekali film ini ditutup dengan twist ke-tiga yang sangat membingungkan dan ambigu. Lima menit terakhir dari film ini terasa agak merusak karena saya rasa momen penutup tersebut sangat tidak diperlukan dan tidak logis.
Saya pikir menjadikan Lake Bodom sebagai film slasher memang keputusan yang tepat, karena kisah asli pembunuhan danau Bodom 1960 saja sudah terdengar seperti plot film slasher ala Friday the 13th (1980), dan saya sangat menghargai Taneli Mustonen yang menolak untuk membuat film slasher yang terlalu generik. Selain itu, saya juga suka dengan bagaimana sinematografi atmosfer serta sound ambient yang suram sangat membantu menciptakan suasana hutan di malam hari menjadi terasa menyeramkan dan mengancam. Salah satu adegan Lake Bodom favorit saya ada dalam babak ketiga, melibatkan aksi mobil truk derek yang sangat intens dan mengesankan. Lake Bodom sebenarnya memiliki banyak potensi, karena film ini bukan sekedar film slasher biasa. Tetapi ada beberapa kelemahan yang membuat penulisan plot dalam Lake Bodom terasa agak janggal dan dipaksakan. Film ini memang dibuka dengan sedikit membosankan, dan penonton dipaksa untuk memahami relasi antar karakter serta bagaimana mereka bisa saling kenal lewat flashback. Saya paham hal tersebut mungkin memang diperlukan agar bisa menjadi dasar penjelasan tentang mengapa beberapa karakter melakukan tindakan tertentu. Salah satunya, yang merupakan penjelasan twist pertama dalam film ini, adalah tindakan yang menurut saya sangat berlebihan karena ternyata motif pembunuhannya sama sekali tidak kuat. Ini adalah kelemahan terbesar dari Lake Bodom. Secara garis besar, Lake Bodom memang bukanlah film yang akan dikenang ataupun menjadi klasik di masa depan. Namun terlepas dari semua kekurangannya, Lake Bodom tetap memungkinkan untuk menjadi hiburan, terutama bagi para penggemar slasher yang tidak terlalu peduli dengan plot.