HATCHET
Sutradara: Adam Green
USA (2006)
Review oleh Tremor
Hatchet adalah sebuah film backwoods slasher komedi debut dari sutradara Adam Green, sekaligus bentuk penghormatan Green untuk genre favoritnya di tahun 80-an tersebut, dengan fokus penghormatannya yang paling mencolok pada seri Friday the 13th. Hatchet bisa dibilang sebagai debut yang sangat sukses. Setelah menarik perhatian para penggemar horror di tahun 2006 dan menghasilkan kultus penggemarnya sendiri, Hatchet kemudian menelurkan 3 sekuel pada tahun-tahun berikutnya: Hatchet II (2010), Hatchet III (2013), dan Victor Crowley (2017). Keberhasilan Hatchet tercapai karena beberapa daya tarik. Di antaranya adalah karena karakter mutan supranatural penjagal baru ciptaan Adam Green yang bernama Victor Crowley, dan tentu saja pembantaian-pembantaian kreatif menggunakan special effect dan makeup gore non-CGI, yang keduanya akan saya bahas nanti. Seperti umumnya film slasher Amerika, terutama slasher 80-an dan slasher modern retro, plot tidaklah terlalu penting. Adam Green tahu betul bagaimana membuat film slasher yang sederhana namun efektif mencuri hati para penggemar slasher 80-an, yaitu dengan tidak memperumit plotnya, dan lebih berfokus pada adegan kejar-kejaran serta gore kreatifnya.
Film ini mengisahkan sekelompok turis yang mengambil sebuah paket perjalanan ilegal di New Orleans. Paket ini menawarkan wisata perahu menyusuri sungai dan rawa-rawa “berhantu” pada malam hari. Di tengah perjalanan, perahu yang mereka tumpangi menabrak batu besar dan mulai bocor, memaksa mereka turun dari perahu dan berjalan kaki mencari jalan kembali melewati hutan. Masalahnya, mereka berada di tempat terlarang. Alasan utama mengapa area tersebut terlarang adalah karena para warga lokal tahu betul bahwa tanah tersebut adalah teritori dari satu sosok legenda setempat. Legenda ini bercerita tentang seorang anak yang terlahir cacat bernama Victor Crowley. Ibunya meninggal saat melahirkan, dan Victor tinggal menyendiri di sebuah rumah dalam hutan tersebut dengan ayahnya yang sangat mencintai Victor. Namun seperti umumnya anak yang terlahir tidak sempurna, banyak anak kecil lain yang sering mengganggu dan menakut-nakuti Victor. Pada suatu malam Halloween, anak-anak nakal tersebut melempari rumah Crowley dengan petasan hingga terjadi kecelakaan. Teras rumah kayu itu mulai terbakar dan Victor panik ketakutan di dalam rumah. Saat ayahnya pulang, ia mencoba menyelamatkan Victor dengan cara menjebol pintu yang terkunci menggunakan kampak. Namun naas bagi Victor yang sedang berusaha mendorong pintu dari dalam rumah. Kampak yang diayunkan ayahnya menembus pintu kayu dan menancap tepat di kepala Victor. Victorpun meninggal seketika, sementara ayahnya baru meninggal 10 tahun kemudian karena patah hati. Para penduduk lokal percaya bahwa Victor Crowley tidak pernah benar-benar mati. Siapapun yang mendekati rumah Crowley akan mendengar suara tangisan Victor, dan tentu saja akan mati mengenaskan di tangahnya. Kini, para turis mau tidak mau harus mencari jalan keluar dari hutan melewati rumah Crowley, dan pada akhirnya menemukan bahwa apa yang selama ini dipercaya sebagai legenda rupanya benar-benar nyata.
Sekarang, mari kita fokus pada daya tarik film ini. Yang pertama adalah karakter penjagal ciptaan Adam Green: Victor Crowley. Karakter Victor jelas merupakan penghormatan bagi Jason Voorhees. Banyak orang mengenal Jason hanya dari topengnya saja. Tapi bagi para penggemar slasher kelas berat seperti Green, apa yang lebih dikenang dari sosok Jason justru adalah wajah cacat di balik topengnya, yang tidak pernah tampak sama setiap kali topeng Jason tersingkap. Wajah Crowley yang tidak pernah tersembunyi di balik topeng sejak awal jelas mengingatkan saya pada Jason namun dalam versi yang lebih mengerikan. Saya tidak menyepelekan setiap desain wajah rusak Jason, tapi tentu saja teknologi special makeup effect di tahun 2006 sudah lebih memungkinkan Hatchet untuk membuat karakter penjagalnya tampak jauh lebih keren. Dan memang alangkah sayangnya kalau desain wajah cacat Victor harus disembunyikan di balik topeng. Desain karakter Victor Crowley ini dibuat layaknya hibrida antara Jason Voorhees tanpa topeng versi Friday The 13th Part IV: The Final Chapter (1984), dengan perawakan tubuh dan pakaian ala redneck berbadan seperti karakter Buddy dari film Slaughterhouse (1987). Dalam hal perilaku, Victor Crowley bukan seorang pendiam seperti Jason. Ia jauh lebih brutal, intimidatif, serta sering menggeram-geram dan berteriak-teriak. Karakter Victor Crowley mungkin tidak akan pernah bisa mencapai level yang sama dengan Krueger, Voorhees atau Myers, tapi Victor tetaplah sosok monster penjagal yang keren, dengan nama yang mudah diingat dan beberapa pembunuhan uniknya. Keputusan Adam Green yang paling brilian soal karakter Victor Crowley adalah dengan memilih aktor Kane Hodder untuk memerankan Victor. Bagi para penggemar horror, nama Kane Hooder bukan nama yang asing karena selebritis horror berbadan besar ini adalah pemeran Jason Voorhees yang paling banyak bermain dalam seri Friday the 13th dibandingkan pemeran Jason lainnya. Peran pertama Hodder sebagai Jason ada dalam Friday the 13th Part VII: The New Blood (1988). Sejak itu ia selalu menjadi pilihan utama untuk memerankan Jason berturut-turut dari mulai Friday the 13th Part VIII: Jason Takes Manhattan (1989), Jason Goes to Hell: The Final Friday (1993), Jason X (2001) bahkan video game Friday the 13th: The Game (2017). Memilih Kane Hodder sebagai Victor Crowley dalam setiap film Hatchet tentu membuat penggemar slasher manapun kegirangan. Bicara soal selebritis horror, Hatchet juga menampilkan dua ikon horror lainnya sebagai cameo, yang saya yakin kemunculannya membuat para penonton semakin bahagia. Terlebih lagi wajah keduanya sangat ikonik dan tak mungkin terlupakan bagi penggemar horror. Mereka adalah Robert Englund yang sangat kita kenal lewat perannya sebagai Freddy Krueger dalam seri A Nightmare on Elm Street, dan Tony Todd pemeran karakter Candyman yang kharismatik. Tony Todd kemudian kembali muncul dalam sekuel Hatchet II (2010).
Daya tarik lain dari Hatchet adalah favorit saya dari setiap film horror, yaitu penggunaan special effect tradisional untuk makeup karakter Victor Crowley dan semua adegan sadisnya. Dengan tegas Green membuat peraturan “NO CGI” selama proses produksi film ini. Jadi dengan kata lain, setiap adegan pembunuhan, semburan darah, isi perut, tangan terlepas dari tubuh, rahang yang dikoyak, kepala yang plintir dan dicabut, dan masih banyak lagi adegan spektakuler lain dalam Hatchet, semua dihasilkan lewat makeup prostetik tradisional dan bukan efek komputer. Tidak digunakannya CGI tak diragukan lagi membuat banyak penggemar horor bersorak sorai. Adam Green tahu betul apa yang audiensnya inginkan dari film semacam ini, dan ia tidak bermain-main. Setiap adegan kekerasan dalam Hatchet dibuat dengan sangat fantastis, kreatif, over-the-top, fun, komikal, berlebihan hingga pada tingkatan yang absurd. Inilah mengapa film-film sadis ala grindhouse 80-an banyak digemari, karena meskipun sangat sadis, namun pembunuhan-pembunuhan kreatif dalam film semacam ini umumnya bisa mengundang tawa dan sangat menyenangkan untuk ditonton. Itu mengapa adegan gore berlebihan dalam film slasher dan zombie jauh lebih menghibur daripada yang bisa ditemui dalam film torture porn modern yang lebih kuat unsur realismenya. Film-film semacam Hatchet seakan berusaha mengingatkan para penontonnya bahwa sesadis apapun film ini, semua tetaplah hiburan belaka dan tidak perlu dianggap serius.
Adam Green berhasil melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam menciptakan kembali slasher 80-an secara modern. Hatchet jelas merupakan sebuah film slasher yang dibuat oleh para pecinta slasher, dan dipersembahkan untuk para penggemar slasher. Semakin penontonnya paham dengan genre ini, semakin mereka akan menikmati Hatchet. Hampir semua aspek “throwback” slasher ada di sini, dari mulai backstory yang klasik (tragedi masa kecil, cacat tubuh, korban bully), adegan-adegan gore yang melebihi kewajaran, kenorakan, dialog picisan, hingga lelucon konyol dan ofensifnya. Secara keseluruhan Hatchet adalah film menyenangkan dan sangat menghibur yang tidak kehilangan rasa fun-nya meskipun sudah saya tonton berulang kali. Ini juga adalah jenis film yang sangat cocok untuk ditonton beramai-ramai atau bahkan diputar dalam pesta. Kalau kalian adalah penggemar slasher, saya yakin kalian sudah menonton Hatchet. Tapi kalau belum, menonton Hatchet adalah keharusan.
Untuk berdiskusi lebih lanjut soal film ini, silahkan kontak Tremor di email: makanmayat138@gmail.com