ZEAL AND ARDOR ‘Stranger Fruit’ Album Review
MKVA Records. June 8th 2018
Avant-garde metal/Post-black metal
Berawal dari diskusi dalam imageboards 4chan untuk mencari ide-ide segar, Manuel Gagneux akhirnya mencoba merealisasikan salah satu masukan dari salah satu user untuk menggabungkan musik black metal dengan African-American spirituals music. Tak lama kemudian ZEAL AND ARDOR pun lahir sebagai sampingan project indie pop/chamber pop BIRDMASK. Pasca merilis sebuah self-titled demo dan debut album ‘Devil Is Fine’ secara independen, ZEAL AND ARDOR mengandalkan perpaduan antara extreme metal dengan delta blues, folk, gospel, dan rhythm and blues dalam album tersebut terbilang sangat unik sekaligus inovatif, dan langsung menarik perhatian beberbagai media mentereng macam Rolling Stone Magazine, yang memasukan ‘Devil Is Fine’ sebagai salah satu album terbaik 2016. dengan respon ultra positif tersebut Manuel Gagneux memutuskan untuk menjadikan ZEAL AND ARDOR sebagai sebuah band seutuhnya, selepas mendapat kontrak dari label asal Inggris MVKA yang merilis ulang album pertama nya ke audiens lebih besar, ia lalu merekrut gitaris Tiziano Volante, bassist Mia Rafaela Dieu, drummer Marco Von Allmen, dan dua penyanyi latar (Denis Wagner & Marc Obrist), agar bisa manggung di Roadburn Festival edisi tahun 2017 atas permintaan big boss acara tersebut , yang kemudian di ikuti beberapa show sebagai pembuka PROPHETS OF RAGE, rentetan event tersebut tentunya membuat ZEAL AND ARDOR jadi salah satu band metal pendatang baru paling banyak diperbincangkan saat itu.
Bermodal momentum perilisan ulang ‘Devil Is Fine’, ZEAL AND ARDOR hanya butuh waktu waktu kurang lebih satu tahun sebelum memuntahkan album kedua mereka, yang sekaligus menjadi rilisan pertama ZEAL AND ARDOR sebagai sebuah full-band. ‘Stranger Fruit’ mengembangkan konsep post-black metal/avant-garde metal dari album sebelumnya, dimana perpaduan antara black metal kontra blues, soul, & gospel dalam album ini terdengar lebih terintegrasi dan menyatu. Manuel Gagneux dengan sintingnya meracik berbagai genre yang kadang minim kaitan sama sekali, namun mampu dileburkan jadi satu tanpa terasa saling bertubrukan. Masuk nya drummer Marco Von Allmen (yang menjadi satu-satunya personil baru yang ikut rekaman) tak hanya menyumbangkan groove–groove maknyus tapi juga turut menjadikan materi dalam ‘Stranger Fruit’ terdengar lebih hidup. Tiga lagu pertama yang ditawarkan dalam ‘Stranger Fruit’ sebenernya rada underwhelming ketika didengarkan pertama kali tanpa memahami konsep keseluruhan album, apalagi karena sequencing ketiga lagu tersebut terdengar rada janggal. Identitas ekstrimis ZEAL AND ARDOR baru muncul kepermukaan mulai lagu “Don’t You Dare” dan “Fire of Motion”. Setelah intermisi ambient hamper tiga menit “The Hermit”, lagu berikutnya “Row, Row” punya aroma vokal grup motown ditabrakan dengan black metal. Direct sequel lagu tersebut “Ship on Fire” punya sedikit twist tersendiri karena turut dilengkapi Gregorian chant ala Papa Eremitus and the gang.
Lanjut ke track kesembilan “Waste”, Manuel Gagneux mencoba kembali menawarkan komposisi yang elemen didalamnya bisa cukup kontradiktif, karena mengkombinasikan extreme metal dengan hook lumayan nge-pop lengkap pake millennial whoop segala. Sisa tujuh buah lagu yang ada dalam ‘Stranger Fruit’ entah kenapa agak sedikit mengecewakan karena tiga diantaranya merupakan extended interlude (“The Fool”, “Solve”, & “Coagula”) ditambah sang title track yang penempatanya malah kurang pas alias ngaco, untungnya “Stranger Fruit” diselamatkan “We Can’t Be Found” yang cukup groovy dan dua lagu paling gak metal dalam album ini “You Ain’t Coming Back” lalu “Built on Ashes”, dimana keduanya menampilkan performa vokal paling soulfull dari Manuel Gagneux, mungkin kalo di aransemen ulang jadi lagu neo-soul/alternative r&b kekinan dua lagu tersebut bisa masuk Billboard Hot 100 Chart bareng. Meskipun mendapatkan suntikan dana produksi yang lebih besar dari album perdana mereka, ZEAL AND ARDOR tetap mempertahankan nuansa raw/lo-fi untuk album ‘Stranger Fruit’, Manuel menunjuk Kurt Ballou dan Alan Douches yang sudah tak perlu di pertanyakan lagi track records nya. Meskipun saya tak yakin kalau ‘Stranger Fruit’ bakal jadi album post-black metal timeless layaknya ‘The Mantle’, “Escailles de Lune’, atau ‘Sunbather’ yang mampu melahirkan tren baru dan meinginspirasi ribuan band copycats, ZEAL AND ARDOR setidaknya dengan album keduanya ini telah mampu menghasilkan salah satu karya terbaik dekade 2010-2019. (Peanhead)
9.2 out of 10