SOEN ‘Memorial’ ALBUM REVIEW
Silver Lining Music. September 1st, 2023
Alternative metal/progressive metal
Sepertinya SOEN sudah mulai gerah dikatain selalu bikin album yang katanya gitu-gitu aja sejak ‘Lykaia’, pasalnya di album ke lima mereka, ‘Imperial’, band progressive rock/metal asal Swedia ini sudah mulai mencari nuansa baru dan sedikit keluar dari zona nyaman dengan merekrut jasa sound engineer Kane Churko, yang sudah terbiasa bantuin bapaknya, produser kenamaan Kevin Churko, nukangin karya-karya dari FIVE FINGER DEATH PUNCH, SKILLET, DISTURBED, IN THIS MOMENT, yang tentunya punya style produksi modern banget. meskipun materinya masih 11-12 dengan ‘Lotus’. Tetapi gara-gara banyak yang mengkritisi sound kelewat steril album tersebut, SOEN akhirnya balik lagi ke kandang, dengan menunjuk kembali tim dari Fascination Street Studios didikan Jens Bogren, walaupun begitu Joel Ekelöf, Martín López, Lars Åhlund, Cody Ford, dan Oleksii Kobel sepertinya sudah memantapkan diri mereka untuk melebarkan sayap selebar-lebarnya, mengikuti jejak IN FLAMES yang mengamerikanisasikan musik mereka demi menembus pasar US, meski harus mengalienasi sebagian fanbase.
Sebenarnya mayoritas lagu ‘Memorial’ masih mempertahankan racikan progressive metal TOOL-esque yang sudah melekat sedari debut album ‘Cognitive’ dulu, namun di album ini jelas banget materinya cukup banyak terinspirasi band-band modern butt rock yang biasa disetel di SiriusXM Liquid Metal , hal tersebut bikin ‘Memorial’ kadang terdengar agak aneh pas pertama kali didengerin, kayak hibrida terlarang antara KATATONIA dengan STONE SOUR dan FFDP, yang sebenernya udah mulai keliatan di ‘Imperial’ tetapi dengan dosis lebih rendah, karena album itu masih bikin déjà vu dengan dua rilisan sebelumnya. Lagu pembuka “Sincere” sebenarnya sangat menjanjikan, masih belum jauh-jauh dari signature style SOEN, dengan riff dan groove yang sangat aduhai, sayangnya nomor-nomor berikutnya, “Unbreakable” dan “Violence”, malah jadi terdengar seperti lagu alternative/modern metal kekinian yang modal big chorus dan riff berat alakadarnya doang, selain itu “Fortress” menjadi bukti kalau Joel Ekelöf, Martín López, dkk belum begitu mahir menulis anthem penggetar arena, memang performa vokal Mr. Ekelöf sudah semakin berani, namun dalam lagu tersebut hook-nya masih terdengar nanggung dan datar banget.
Untungnya sisa enam lagu dalam ‘Memorial’ berhasil menyelamatkan album ini dari sebuah flop total menjadi sebuah LP yang setidaknya masih lumayan lah buat didengerin, “Hollowed”, yang mengundang Elisa Toffoli, merupakan sebuah ballad yang oke lah walau agak terlalu sappy, selanjutnya dalam title-track, SOEN termasuk sangat berhasil mengakusisi sound metal modern tanpa harus kehilangan karakter khas mereka, begitu pula dengan track ketujuh “Incendiary”, meskipun tak langsung nyangkut dikepala. Trek-trek terfavorit ogut justru baru muncul di akhir, “Tragedian” merupakan sebuah lagu slow rock catchy, sedangkan “Icon” adalah nomor paling proggy album ini, yang entah kenapa ditaroh diujung banget, dan sebagai pencuci mulut dihadirkan lah “Vitals”, sebuah piano ballad emosional banget. Kalau dibandingkan dengan album-album lain dalam diskografi SOEN, jelas ketara banget kalau ‘Memorial’ menjadi kumpulan lagu terburuk dari mereka sejauh ini, tapi karena SOEN punya standard yang tergolong sangat tinggi, seampas-ampasnya album mereka pasti tetep jauh lebih mendingan dari mayoritas album rock/metal dipasaran, lagian setidaknya ‘Memorial’ menyimpan lima buah lagu yang punya kans besar jadi fans favorite pas live, sekaligus dijamin mampu menggaet fans-fans baru, dan yang paling penting SOEN menolak main aman dan merilis album yang gitu-gitu doang, sebuah perjudian yang sebenarnya patut di apresiasi, karena bukan prog namanya kalo mentok disitu-situ doang, perlu jalan-jalan dikitlah biar gak jenuh. (Peanhead)
7.0 out of 10