fbpx

ALBUM REVIEW: MYRATH – SHEHILI

MYRATH ‘Shehili’

earMUSIC, May 3rd, 2019         

Melodic power metal/Symphonic folk metal/Progressive metal

Masih ingat betul saya momen mendengarkan MYRATH pertama kali tahun 2010 silam, kala itu melalui album kedua grup asal Tunisia tersebut yaitu ‘Desert Call’, album tersebut berhasil mengawinkan progressive metal ala SYMPHONY X dengan nuansa musik folk Afrika utara/Timur tengah yang sangat kental, menjadikan ‘Desert Call’ salah satu album heavy metal paling unik yang dirilis tahun 2010. Memanfaatkan respon positif dari album itu, setahun kemudian MYRATH melepaskan album ketiga mereka berjudul ‘Tales of the Sands’ yang masih dikerjakan bersama produser Kevin Codfert (ADAGIO), dan berhasil memperkuat posisi MYRATH sebagai band paling “panas” di scene progressive metal internasional di awal 2010’an, menjadi band rock Tunisia pertama yang berhasil go internasional dan tur keliling Eropa/Asia bersama musisi-musisi papan atas seperti DREAM THEATER, HIM, W.A.S.P., dan Tarja Turunen (eks-NIGHTWISH), sekaligus sempat jadi co-headliner ProgPower USA dan ProgPower Europe di tahun 2013. Nama MYRATH pun semakin dikenal diluar komunitas progressive metal setelah merilis album nomor empat mereka, ‘Legacy’, selain faktor promosi label earMUSIC yang lebih gencar namun juga dibantu oleh lagu-lagu dalam album tersebut yang lebih accessible.

Tiga tahun setelah merilis ‘Legacy’, MYRATH kembali lagi dengan album terbaru mereka berjudul ‘Shehili’. Sama seperti album pendahulunya MYRATH kembali menulis lagu-lagu yang makin nge-pop dan tak terlalu kompleks (dengan durasi lagu maksimal Cuma 4-menitan), lalu mulai menanggalkan sound ngeprog yang terdengar mendominasi di materi-materi awal, dan lebih berdiri nyaman di wilayah melodic power metal ditambah sedikit elemen dari progressive metal, tak jauh berbeda layaknya KAMELOT, dengan unsur symphonic folk timur tengah dari keyboardist Elyes Bouchoucha yang tetap terasa medok. Vokalis Zaher Zorgati senantiasa menjadi daya tarik utama bagi band ini dengan teknik vokalnya yang fleksibel dan sangat berkarakter, didukung aksen/dialek Tunisia kental yang sudah menjadi trademark MYRATH dari dulu, sisi instrumental ‘Shehili’ meskipun sudah lebih di simplifikasi struktur dan aransemenya, lumayan masih terdengar cukup heavy di beberapa bagian, contohnya di lagu pembuka “Born To Survive”. Gitaris Malek Ben Arbia pun masih sering mengutilisasikan riff-riff progressive metal ala CIRCUS MAXIMUS dan THRESHOLD, yang menjadikan trek seperti “You’ve Lost Your Self” dan “Monster In My Closet” tidak terdengar datar dan tak terdengar jadi clone ALTER BRIDGE, Namun yang menjadi dagangan utama dalam album ini justru lagu-lagu radio-friendly yang setidaknya mendapat porsi 50 % dalam album ini, mulai dari dua single utama No Holding Back yang kental aroma European power metal kekinian macam SONATA ARCTICA dan lagu super catchy Dance yang gak bakal salah sasaran masuk di ajang Eurovision, untungnya dimomen-momen paling nge-pop album ini, permainan agak unorthodox dari drummer Morgan Berthet, yang baru bergabung tahun 2012, mampu memberikan ketukan-ketukan atraktif dan menjadikan lagu-lagu tersebut tak terdengar terlalu lembek.

Selain itu MYRATH juga turut memasukan dua lagu bilingual Arab/Inggris, yaitu duet bersama Lotfi Bouchnak (yang dijuluki sebagai Pavarotti nya Tunisia) dalam “Mersal” dan Lili Twil sebuah cover lagu pop Maroko tahun 70’an dari LES FRÈRES MÉGRI, yang di aransemen ulang menjadi sebuah nomor Symphonic prog metal megah sarat pengaruh DEVIN TOWNSEND. Bagian akhir ‘Shehili’ sayang-nya terdengar biasa-biasa aja, walaupun MYRATH memberikan momen paling keras di album ini dengan lagu ”Darkness Arise”, nomor power ballad ”Stardust” dan lagu title track penutup terdengar rada nanggung dan anti klimaks, secara keseluruhan pun ‘Shehili’ lebih terdengar sebagai sebuah koleksi lagu dibanding sebuah full-length dengan konsep dan alur yang jelas, tercermin dari proses produksinya dari rekaman sampai mastering yang dikerjakan secara keroyokan oleh beberapa produser/engineer. Dengan dirilis nya album terbaru-nya jelas MYRATH sudah pasti bakalan bisa merangkul audiens dan pendengar yang lebih besar lagi dengan materi-materi yang lebih aksesibel dan radio-firendly dalam album ini, namun pengikut lama mungkin bisa pada terasingkan karena materi teranyar mereka kini semakin menjauh dari aliran progressive metal yang membawa nama mereka dulu, saya sendiri mungkin berada dalam kategori kedua, namun setidaknya dalam album ini MYRATH mau menulis tema-tema yang lebih dark di beberapa lagu, jadi ‘Shehili’ tak terdengar terlalu cheesy, walaupun judul-judul lagunya masih rada caur. (Peanhead)

6.8 out of 10