GRAVEYARD ‘6’ Album Review
Nuclear Blast Records. September 29th, 2023
Psychedelic rock/Hard rock/Blues rock
Enam tahun lalu, tepatnya pada 23 September 2016, band retro rock asal Swedia, GRAVEYARD, tiba-tiba bubar, namun pembubaran tersebut terbukti hanya sekilas belaka, karena faktanya beberapa bulan kemudian, mereka udah balikan lagi dengan drummer baru, Oskar Bergenheim, menggantikan Axel Sjöberg yang mau fokus sama band bubblegum pop barunya, BIG KIZZ. Tidak lama kemudian GRAVEYARD akhirnya melepaskan full-length kelima mereka, ‘Peace’, sebuah album heavy rock yang lebih straight forward, yang sayangnya kurang memorable, sampai saat ini pun gue agak susah inget lagu-lagu dari album tersebut, meskipun udah dengerin puluhan kali semenjak dirilis dulu, setidaknya ‘Innocence & Decadence’ (2015), walaupun agak 50/50 dari segi kualitas punya beberapa lagu yang cukup kuat seperti “The Apple & The Tree”, “Exit 97”, salah satu nomor paling metal dari GRAVEYARD, “From a Hole in the Wall”, nomor rock funky “Cause & Defect”, hingga blues rock ballad “Too Much Is Not Enough”.
Awalnya ogut gak punya niat sama sekali untuk dengerin apalagi sampe beli versi fisik album terbaru GRAVEYARD, karena judul albumnya aja begitu doang, ditambah lagi front cover-nya kurang eyecatching, namun karena iseng ogut akhirnya untuk memberikan the benefit of the doubt dan pas tanggal rilis langsung meluncur ke streaming service terdekat buat dengerin, dan ternyata ‘6’ terbukti justru menjadi album GRAVEYARD paling enyoyable sejak “Lights Out” (2012). Meskipun begitu ‘6’ terdengar cukup beda dari album-album sebelumnya, karena secara keseluruhan rilisan ini merupakan koleksi lagu mereka paling mellow, ditambah lagi overall tone yang lebih dark dan gloomy, mungkin karena ‘6’ ditulis dan digarap di saat puncak pandemi, dimana para personilnya dipaksa harus kembali kerja seperti orang biasa lagi demi kebutuhan hidup, karena gak bisa ngeben-ngebenan lagi. Tapi tenang bagi mereka yang nyari nomor rock ‘n’ roll, GRAVEYARD masih menyajikan 3 lagu yang oke banget, mulai dari nomor pendek tapi catchy “Twice”, dan dua track favorit saya “I Follow You” dan “Just A Drop”, yang punya aroma kayak materi awal grup ini, nyerempet MONSTER MAGNET dan PENTAGRAM.
Meskipun lagu keras dalam tanda kutipnya cuma tiga saja, nomor-nomor lain walau lebih melankolis dari segi kualitas gak kalah, “Breathe In Breathe Out” punya vibe kayak THE DOORS ketemu NICK CAVE AND THE BAD SEEDS, lalu ada opener “Godnatt” dan juga “Sad Song” punya rasa-rasa PINK FLOYD banget, selain itu slow rock/bluesy ballad “No Way Out” dan “Rampant Fields” juga syahdu banget, hanya “Bright Lights” yang gua gak nyantol sama sekali karena terlalu datar. Sayangnya meskipun sudah mampu menghasilkan album terbaik mereka dalam sepuluh tahun terakhir, ‘6’ terasa pendek banget, apalagi lagu-lagunya enak semua, kadang gak kerasa udah berakhir saja, yang akhirnya bikin gatel kuping pengen denger lagi kelanjutannya, karena jujur men, 38 menit itu pendek banget untuk album penuh atmosfir yang mampu menenggelamkan pendengar seperti ‘6’, ditambah lagi produksi yang terdengar organik/analog banget dari Don Alsterberg, membuat setiap trek dari album ini tak bikin telinga pekak meski didengarkan dengan volume sampe nomor sebelas. Mungkin karena ogut gak ada ekspektasi sama sekali alias sekedar iseng-iseng pas mau dengering, ‘6’ justru menjadi salah satu rilisan terfavorit saya tahun ini, memang tren retro-rock saat ini udah mulai turun, namun saya rasa ‘6’ dan juga ‘Holy Moly’ dari BLUES PILLS, merupakan salah satu rilisan modern blues rock yang sangat layak dijajal. (Peanhead)
8.4 out of 10