ALKALOID ‘Liquid Anatomy’
Season of Mist Records. May 18th, 2018
Progressive Death Metal
Ketika pertama kali mendengarkan ‘The Malkuth Grimoire’ tiga tahun lalu, saya langsung kepincut dengan gaya progressive death metal yang ALKALOID usung, dan ketika melihat siapa saja aktor dibelakang grup ini saya rasa tidak perlu dipertanyakan lagi kalau output yang dihasilkan pasti berkualitas. Dimotori oleh Hannes Grossmann (ex-NECROPHAGIST & ex-OBSCURA), A. Morean (DARK FORTRESS), Christian Muenzer (SPAWN OF POSSESSION, ex-OBSCURA, ex-NECROPHAGIST), Danny Tunker (ABORTED, ex-GOD DETHRONED) dan Linus Klausenitzer (OBSCURA), gak seperti supergroup kebanyakan yang rata-rata hanya menjual nama besar personil, namun album yang dihasilkan cenderung biasa saja malah banyak gagal total. Lewat debut album mereka yang dirilis secara independent, Proyek Hannes Grossman yang
sepertinya kepingin reunian dengan teman seangkatanya di OBSCURA era ‘Cosmogensis’ dan ‘Omnivium’ tanpa harus menjadi dervatif OBSCURA 2.0, kolaborasi maut ini pun terbukti bukan cuma isapan jempol belaka tapi berhasil menunjukan kasta nya sebagai salah satu band extreme metal paling out-of-the-box saat ini.
Sebuah pekerjaan rumah yang cukup besar tentunya untuk merilis album kedua yang bisa menandingi keganasan debut full-length mereka, tapi ‘Liquid Anatomy’ membuktikan bahwa ALKALOID masih banyak menyimpan trik dalam kantong mereka. Ketika trek pertama ‘Kernel Panic’ berkumandang aroma-aroma kental prog 70’an dari Yes dan Genesis langsung membius pendengar sebelum death growl sekonyong-konyong muncul untuk mengingatkan pendengar kalo album ini adalah album extreme metal bukan album progressive rock manis yang bisa didengar sambal minum kopi. Lagu berikutnya ‘As Decreed By Laws Unwritten’ langsung menghajar genderang telinga dengan nuansa death metal ala Morbid Angel khususnya era Steve Tucker di album ‘Gateways to the Annihilation’, dengan tambahan groove dan harmonics renyah yang jelas terinspirasi dua album pertama GOJIRA. Bisa dibilang salah satu senjata andalan ALKALOID yang paling ampuh adalah keberanian mereka dalam mencampuradukkan berbagai macam style dan sub-genre tanpa terdengar jaka sembung bawa golog atau maska, mulai dari lagu ketiga ‘Azagthoth’ yang penuh ritme tribal dan komat-kamit layaknya mbah dukun sedang membaca mantra ataupun ‘Liquid Anatomy’ yang agak melankolis dan sepertinya sedikit terinspirasi PORCUPINE TREE dan SOEN, hingga kocokan riff dan tone ala SLIPKNOT dalam ‘Interstellar Boredom’, dan yang paling ngehe adalah skenario what-if jika RUSH tiba-tiba mengundang Trey Azagthoth dan Erik Rutan untuk kolaborasi di lagu ‘In Turmoil’s Swirling Reaches’.
Dibandingkan ‘The Malkuth Grimoire’ album sophomore ALKALOID ini jelas jauh lebih berbahaya dan kompleks, eksplorasi nya juga jauh lebih berani dan beragam, dan kegilaan makin terdengar jelas di dua lagu terakhir ‘Chaos Theory and Practice’ dan epilog epic hampir sepertiga jam ‘Rise of the Cephalopods’. Satu hal yang perlu ditekankan adalah, album ini bisa dikatakan memang cukup sulit ditangkap dalam sekali-dua kali putar saja, saya sendiri pun baru bisa memahami dan menikmati di putaran kelima dan selanjutnya, jadi untuk pendengar awam materi kedelapan lagu yang ada bisa cukup melelahkan untuk didengar, tapi bagi yang berani meluangkan waktu untuk mencerna komposisinya dengan sabar, ‘Liquid Anatomy’ merupakan album yang sangat memuaskan, dan tentunya mampu menjadi pelepas dahaga bagi yang sudah menunggu-nunggu grup progressive death metal kelas kakap pasca hijrahnya OPETH dan bubarnya EDGE OF SANITY. Semoga saja proyek ini bisa lanjut terus disela kesibukan band utama masing-masing personil, karena saya rasa ALKALOID masih menyimpan banyak potensi yang bisa digali di album-album yang akan datang. (Peanhead)
9.5 out of 10
https://alkaloidsom.bandcamp.com/album/liquid-anatomy